Figur Headline Humaniora

Cerita Seru Danang Priyambodo Tentang Perjuangan Sang Kakek Panglima Soedirman



single-image

INDOWORK.ID, JAKARTA: Ngobrol dengan Danang Priyambodo Soedirman, mengalir hingga ke lapangan golf. Lho kok bisa? Begitulah ketika para pengusaha bertemu dengan cucu Panglima Besar Jenderal Soedirman tersebut. Mereka berbicara macam-macam tetapi ketika cerita soal golf, obrolan makin seru.

Silaturahmi itu diinisiasi oleh Nurhayadi, pengusaha yang pernah menjadi Direktur Telkom Landmark Tower (TLT), Jumat, 3 Mei 2024. Pengusaha lainnya adalah mantan Dirut TLT Andri Bachtiar dan Aris Sadyanto dari PT SOG Indonesia. Perbincangan makin seru ketika mereka membahas ketika masih aktif di perusahaan yang sama.

“Saya datang ke sini bukan sebagai komisaris yang mengawasi tetapi sebagai sahabat,” kata Ganang mengenang ketika pertama kali menjadi komisaris di anak perusahaan PT Telkom Tbk. tersebut.

Menurut Danang, bersahabat dengan Nurhayadi semuanya istimewa selama 7 tahun bersama sejak 2017. Kemudian mereka berpisah karena Nurhayadi dan Andri berusia 56 tahun sehingga memasuki masa pensiun.

Namun demikian persahabatan mereka semakin akrab. “Silaturahim jalan terus. Jalani saja karena rejeki Tuhan yang mengatur.”

CERITA TENTANG KAKEK

Sebelum mereka berkumpul, saya bersyukur dapat mendengar langsung kisah Jenderal Besar TNI Raden Soedirman, sosok yang dihormati di Indonesia.  Sang kakek,  kelahiran 24 Januari 1916, di Purbalingga, adalah perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia pertama tersebut meninggal pada  29 Januari 1950 di Magelang.

Ngobrol dengan Danang, yang didampingi putranya, Bilal, yang disiplin menggunakan bahasa Jawa. Saya menimpali bahwa banyak bahasa daerah yang punah sehingga harus dilestarikan. Padahal istri Danang adalah wanita Betawi asli yang kental adat istiadat dan dialek khas Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

“Kalau neneknya Bilang bicara, maka suaranya meninggi meskipun lawan bicaranya berjarak dekat. Begitulah orang Betawi,” kata Danang.

Tawa kami berderai. Lalu keempat pengusaha tersebut berbicara tentang asal daerah masing-masing. Aris merupakan tempat Danang sejak kecil berasal dari Jogjakarta. Sedangkan Andri berdarah Sumatera Barat dan Jawa Barat. Nurhayadi yang populer dengan sebutan anak Betawi ternyata ayahnya juga berasal dari Jogjakarta. Ibunya asli orang Tanjung Barat, Jakarta Selatan, sehigga ketika Nurhayadi berbicara dengan logat Betawi yang kental.

DARI GURU JADI TENTARA

Menurut Danang, masyarakat lebih tahu bahwa kakeknya adalah tentara peberani di medan perang. “Padahal beliau itu aslinya guru, belakangan baru jadi tentara,” kisanya.

Ia menjelakan bahwa kakeknya lebih lama berprofesi sebagai guru dibandingkan menjadi prajurit. “Sebenarnya jadi tentara itu sebentar,” ujarnya lagi.

Berdasarkan catatan Indowork.id, cucu Jenderal Besar Soedirman, tersebutmerasa bangga dengan adanya Soedirman Awards 2023 yang digelar Mabes TNI berkolaborasi dengan detikcom. Ganang berharap program Soedirman Awards memberikan motivasi kepada para prajurit.
“Bangga dan merasa terhormat dengan adanya acara ini,” kata ayah dua anak ini.

Ia berharap dengan acara tersebut dapat memotivasi prajurit TNI untuk lebih berkarya lagi, berbuat bagi bangsa dan negara.

Pria yang selalu ramah ini rajin menjalin silaturahmi. Ia sangat meyakini jika rajin silaturahmi meningkatkan rezeki, menambah pengetahuan, dan memperpanjang umur. “Semoga pintu kedamaian senantiasa menyelimuti hidup kita semua.”

PENUH DEDIKASI

Sebagai cucu dari seorang pahlawan, Danang menjalani hidupnya dengan penuh dedikasi, bukan hanya terhadap keberhasilan pribadi, tetapi juga terhadap nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan. Rajinnya dia menjalin silaturahmi bukanlah sekadar rutinitas, melainkan sebuah cerminan dari jiwa yang tulus dan rendah hati.

Setiap hari, Danang meluangkan waktu untuk menyapa sahabat, rekan, dan kerabat yang sudah lama tidak bertemu. Meskipun jarak memisahkan, dia tetap merajut benang kebersamaan melalui pesan-pesan WhatsApp yang penuh kehangatan. Dengan ucapan selamat hari Minggu dan harapan akan kekekalan silaturahmi, Danang menyemai benih-benih kebaikan di antara hubungan-hubungan manusiawi.

TERKENANG LAGU

Jenderal Soedirman
Saya teringat akan syair lagu Panglima Soedirman karya Farid Hardja:
Bila tuan datang langit terasa merah
Bila tuan tiba ombak laut gelisah
Membakar semangat di dalam dadanya
Bagai darah merah membakar musunya…
Berikutnya syair lagu tersebut adalah “Rasa bangga diri ku dapat mengenalmu, walau kisah tuan kudapat dari buku….”
Saya beruntung mendapatkan kisah tentang patriotisme Pahlawan Soedirman langsung dari cucunya.
Bila Ganang datang langit suasana meriah
Bilang Ganang datang teman-teman pun girang
Jika Farid Harja mengetahui sejarah dan kisah Panglima Soedirman dari buku, maka saya akan menuliskan nilai-nilai kehidupan dan keturunan melalui sebuah buku.
*) Ditulis oleh Lahyanto Nadie, Redaktur Khusus Indowork.id

Berita Lainnya