INDOWORK.ID, JAKARTA: Hak-hak pelukis/perupa dengan spektrum autisme perlu dilindungi dari pihak yang tidak bertanggungjawab. Perlindungan hak cipta dan pemahaman hukum pun menjadi semakin penting, mengingat karya seniman penyandang autisme bertambah banyak dan kualitasnya pun semakin baik.
Yayasan Autisma Indonesia (YAI) bersama Sutasoma Hotel, dan Matalesoge HospitABLElity Academy menghadirkan talkshow bertema Mengangkat Kreativitas, Mewujudkan Impian: Advokasi Hukum untuk Pelukis/Perupa Autisme di Indonesia. Talkshow diselenggarakan di Sutasoma Hotel & The Tribrata Darmawangsa, Jakarta Selatan, 4 Mei 2024.
“Orangtua bingung memikirkan cara agar lukisan anak dengan spektrum autisme bisa menjadi sumber penghasilan. Begitu pun tentang aspek hukumnya,” kata Adriana S. Ginanjar, Ketua YAI.
Orangtua para seniman ini, menurut Adriana, mulai merasakan pentingnya memahami aspek hukum hak cipta dan aspek hukum dari kerjasama dengan pihak ketiga.
Sementara itu, Tommy Hermanses, Kepala Pusat Matalesoge HospitABLElity Academy, mengatakan pengetahuan orangtua akan aspek hukum tentu saja masih terbatas. Oleh karenanya penting untuk mengelaborasi aspek-aspek hukum apa saja yang terkait dengan karya seni rupa seniman penyandang autisme. “Tema ini diharapkan memberikan comprehensive knowledge kepada individu, keluarga dan masyarakat tentang pentingnya hak cipta terhadap hasil karya seni,” katanya.
Pusat Matalesoge HospitABLElity Academy adalah lembaga pelatihan kerja untuk individu berkebutuhan khusus di dunia hospitality.
Terkait dengan penyelenggaraan talkshow ini, YAI selain bekerjasama dengan pihak Matalesoge HospitABLElity Academy, juga bekerjasama dengan Sutasoma Hotel & The Tribrata Darmawangsa yang berkomitmen mendukung individu dengan kebutuhan khusus.
Menurut dia, Sutasoma berkomitmen dalam pelayanan berkebutuhan khusus, karena sudah mempekerjakan beberapa individual berkebutuhan khusus di hotelnya. “Kam juga berhubungan erat dengan hospitality industry,” tandas Ferri Irawan, General Manager, Sutasoma Hotel & The Tribrata Darmawangsa, Jakarta.
Ia bersama dengan tim yaitu Hilma Hendriyani, Director of Sales & Marketing dan Reynold Octaviano, Head of Brand & Marketing Comnunications.
KEMBANGKAN POTENSI
Peringatan Autism Awareness Day 2 April 2024 mengusung tema Moving from Surviving to Thriving. Tema ini, tentu saja sejalan dengan tema talkshow Yayasan Autisma Indonesia. “Tema ini menunjukkan bahwa para individu dengan spektrum autisme telah mampu mengembangkan potensi-potensi mereka dengan baik, berkontribusi dalam masyarakat dan memiliki kemampuan adaptasi sosial yang lebih baik,” Kata Adriana.
Empat narasumber hadir dan berbagi pengalaman mereka dalam talkshow adalah Wiku Anindito, Associate Partner HHP Law Firm, yang akan berbicara tentang Hak Cipta dan Perlindungan Karya Seni, Shopia Aradhu, Ibu dari Nindhita, pengusaha yang merupakan individu dengan spektrum autisme (Creator of IP Cutemonster), yang akan berbagi pengalaman akan Tantangan Aksesibilitas dalam Dunia Seni, Charmie Hamami, Deputy Chairman, Asia & Managing Director, Indonesia at CHRISTIE’S., dan praktisi/pelukis profesional Safrie Effendi dari Matalesoge akan menggambarkan bagaimana Kemitraan dengan Industri Seni.
BANTUAN DANA
Selain kegiatan talkshow juga terdapat pengumuman penyerahan grant bantuan dana dari Christie’s kepada tiga orang pelukis penyandang autisme yaitu Audrey Angesti, Ruben Rotty, dan Anugrah Fadly Kreato.
YAI berharap semakin banyak pelukis-pelukis autistik yang menekuni profesi di dunia seni, bukan hanya sekedar sebagai terapi atau hobi. Bila mendapat pendampingan dan dukungan yang tepat, individu dengan spektrum autisme dapat menghasilkan karya-karya yang sangat baik. “Tentunya memperoleh penghasilan dari hasil karyanya, dan juga dapat mengembangkan lingkar sosial yang lebih luas,“ kata Adriana.
Selanjutnya, diharapkan mereka dapat menjadi pelukis/perupa profesional yang dihargai tidak saja dalam taraf nasional, tetapi juga internasional.
KOLABORASI YAI DAN CHRISTIE’S
YAI berkenalan dengan pihak CHRISTIE’S saat pameran lukisan YAI tahun 2023. Pada saat itu CHRISTIE’S melihat potensi pelukis autistik yang dipamerkan. Kini YAI dan CHRISTIE’S berkolaborasi untuk memberdayakan seniman penyandang autisme, salah satunya melalui grant yang diberikan oleh CHRISTIE’S.
Grant ini diberikan agar pelukis autistik dapat membuat rencana masa depan terkait bakat mereka dan juga membuka wawasan menjadi lebih luas. Pemberian grant yang berkesinambungan diharapkan dapat menginspirasi pelukis/perupa lain untuk ‘striving’ not just ‘surviving’
“Kegiatan kerjasama dengan CHRISTIE’S diharapkan bisa berlanjut dalam jangka panjang sehingga nantinya lebih besar kesempatan para pelukis autistik untuk terus meningkatkan kemampuan dan memperkenalkan hasil karya mereka di dunia internasional.”
Pelabuhan Tanjung Carat Jadi Basis Ekspor Komoditas Unggulan