INDOWORK.ID, JAKARTA: Tim Indonesia U-23 melenggang mulus ke babak perempat final meski hanya puas menjadi runner up Grup A. Tim asuhan Shin Tae-yong ini berhasil melibas Jordania dengan skor 4-1 ( 21 Januari 2024) di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha.
Indonesia hanya membutuhkan dua kemenangan lagi untuk menembus Olimpiade Paris 2024. Andai bisa memenuhi misi yang terkesan mustahil itu, maka Indonesia akan kembali berlaga di cabang sepak bola putra Olimpiade sejak Melbourne 1956.
Tim berjulukan Garuda Muda akan menantang salah satu raksasa Asia Timur antara Jepang atau Korea Selatan. Hal itu tidak akan berjalan mudah karena mereka adalah tim yang kuat.
Gol kemenangan Indonesia dicetak oleh Marselino Ferdinan melalui eksekusi penalti di menit ke-23. Kemudian, Witan Sulaeman menegaskan superioritas Indonesia dengan mencetak gol melalui sepakan kaki kiri melengkung ketika laga berjalan 40 menit.
Di babak kedua, Indonesia menambah keunggulan lewat sontekan Marselino di menit ke-70, lalu sundulan bek pengganti, Komang Teguh, pada menit ke-86. Jordania sempat hasilkan gol hiburan melalui bunuh diri bek Indonesia, Justin Hubner, di menit ke-79.
Witan Sulaeman dan kawan-kawan telah mencetak sejarah baru dengan menembus fase gugur pada partisipasi debut di Piala Asia U-23 2024. Indonesia mengemas dua kemenangan dari dua laga, sehingga duduk di peringkat kedua Grup A dengan koleksi enam poin. Qatar menyegel posisi puncak grup berkat raihan tujuh poin.
Pada laga pamungkas babak penyisihan, tim tuan rumah Qatar bermain imbang 0-0 melawan Australia di Stadion Jassim bin Hamad, Al Rayyan. Qatar tidak terkalahkan di fase grup, sedangkan Australia gagal mencetak satu pun gol di Piala Asia U-23 2024. Australia pun gagal memenuhi target menembus Olimpiade Paris 2024.
Dengan kondisi itu, Indonesia akan menghadapi tim juara Grup B. Dua tim yang paling diunggulkan dari Grup B, yaitu Jepang dan Korsel, sudah memastikan tiket ke babak perempat final. Mereka sama-sama telah mengemas dua kemenangan atas China dan Uni Emirat Arab.
Meski begitu, kedua rival Asia Timur itu akan menjalani duel pamungkas babak penyisihan, Senin (22/4/2024) pukul 20.00 WIB, di Stadion Jassim bin Hamad, Al Rayyan. Laga itu akan menentukan posisi akhir kedua tim di papan klasemen.
Tim pemenang pada duel itu akan memastikan posisi pertama. Jika berakhir imbang, maka penentuan posisi kedua tim didasari kedisiplinan yang merujuk jumlah kartu kuning yang diterima.
Juara Grup B akan menghadapi Indonesia, Kamis (25/4/2024), di Stadion Abdullah bin Khalifa. Lalu, runner-up Grup B bakal melawan Qatar pada hari yang sama di Stadion Jassim bin Hamad.
VARIASI PERMAINAN
Laga ketiga menghadapi Jordania menunjukkan semakin cairnya kolaborasi trisula lini depan dengan variasi permainan yang kaya. Lini depan diisi oleh Marselino, Witan, dan Rafael Struick. Ketiganya adalah pemain-pemain yang ditugaskan Pelatih Indonesia Shin Tae-yong untuk tidak terpaku pada satu posisi.
Tidak hanya Marselino dan Witan yang kerap bertukar posisi, Rafael juga ikut saling menempati posisi berbeda dengan dua rekannya di lini depan itu. Pada awal laga, Marselino berposisi penyerang sayap kiri, lalu Witan di sayap kanan dan Rafael mengisi posisi di tengah.
Dalam proses gol pertama Indonesia yang diawali pelanggaran bek sayap kanan Jordania, Amer Jamous, kepada Rafael, saat itu Rafael menempati posisi di kiri luar, sedangkan Marselino di tengah dan Witan tetap di sayap kanan.
Hukuman penalti tercipta setelah Rafael menyerobot bola di muka kotak penalti Jordania, lalu Jamous yang tertinggal di belakang Rafael melakukan sentuhan ke kaki Rafael. Wasit Ammar Ashkanani tak ragu menunjuk titik putih.
Marselino, pemain klub Belgia, Deinze, dengan tenang menaklukkan kiper Jordania, Ahmad al-Juaidi. Itu adalah gol perdananya di ajang Piala Asia U-23 2024.
Kemudian, pada proses gol kedua, perubahan posisi kembali terjadi. Witan menempati posisi penyerang tengah, Marselino di kanan luar dan Rafael bergerak dari sisi kiri lini serang Indonesia.
Menariknya, pada gol kedua diawali operan cepat satu sentuhan dari Marselino dengan bek tengah dan kapten Indonesia, Rizky Ridho, yang selanjutnya memberikan asis kepada Witan yang bergerak di antara bek tengah Jordania.
Dengan tingkat akurasi tinggi, Witan menempatkan bola ke pojok kanan gawang Jordania dengan kaki kiri. Kaki terkuat pemain Bhayangkara Presisi FC itu. Witan pun telah mencetak 10 gol dari 35 cap bersama Tim U-23 Indonesia. Tak ada pemain lain setajam Witan di skuad U-23 Indonesia.
Setelah turun minum, Indonesia menurunkan garis pertahanan dari menengah menjadi rendah. Itu membuat Garuda Muda lebih banyak menumpuk pemain di sepertiga akhir lapangan. Serangan pun mengandalkan transisi serangan balik.
Perubahan taktik itu berbuah gol lewat serangan balik cepat yang dicetak Marselino. Gol kedua Marselino itu adalah sepakan tepat sasaran pertama Indonesia di babak kedua.
Jordania yang frustrasi karena gagal menembus pertahanan Indonesia mengandalkan tembakan dari luar kotak penalti. Usaha itu berbuah hasil ketika tembakan gelandang dan kapten Jordania, Waseem Al Riyalat, mengenai kaki Justin, sehingga berbelok arah dan menggetarkan jala gawang Indonesia yang dikawal Ernando Ari.
Meski kebobolan, spirit Indonesia tidak hilang. Komang mengunci kemenangan Indonesia melalui sundulan dengan menyambut lemparan ke dalam jarak jauh bek sayap kiri, Pratama Arhan. Butuh delapan upaya lemparan jarak jauh Arhan agar akhirnya bisa membobol gawang Jordania.
Beri Bantuan Bencana Semeru, ADHI Bangun Sanitasi di Tiga Desa