INDOWORK.ID, JAKARTA: Pada 7 Februari 2024 keluarga alumni Bisnis Indonesia kembali kehilangan sahabat terbaik, Indra Sutha Kawilarang. Ya, betul, begitu nama lengkapnya. Teman-teman dikantor jarang mengetahui kalau Sutha memiliki nama keluarga dari Minahasa.
Maklum, logat sundanya kental, mengingat ia lama bermukim di Bandung. Sebenarnya INS, begitu inisialnya, bukan hanya lama di Jawa Barat. Masa anak-anak dan remajanya dilalui di Lampung dan Palembang, Sumatra Selatan.
Indra tercatat sebagai siswa SD dan SMP di Lampung kemudian ia melanjutkan SMA YPBI 1 Palembang. Sekolah yang beralamat di Jl. Purwosari II, Bukit Sangkal, Kalidoni, Kota Palembang, memiliki kenangan tersendiri bagi INS.
DARI PALEMBANG KE BANDUNG
Semasa remaja di sekolah yang menyediakan berbagai fasilitas penunjang pendidikan bagi anak didiknya, ini terdapat guru-guru dengan kualitas terbaik yang kompeten di bidangnya.
Selain itu, kegiatan penunjang pembelajaran seperti ekstrakurikuler, organisasi siswa, komunitas belajar, tim olah raga, dan perpustakaan sehingga siswa dapat belajar secara maksimal. Proses belajar dibuat senyaman mungkin bagi Indra Sutha.
Setamat SMA, ia melanjutkan Pendidikan di Jurusan Jurnalistik di Universitas Padjadjaran Bandung. Di sinilah ia bertemu dengan Yeni, mojang Priyangan yang menjadi pendamping hidupnya hingga akhir hayat.
BERSAMA PRESIDEN SOEHARTO
Karirnya di Bisnis Indonesia mulai 1993 sebagai reporter kemudian dipromosikan menjadi redaktur yang menangani koperasi dan UMKM.
Foto Indra Sutha bersama Presiden Soeharto dipajang di ruang kerjanya. Itulah prestasi yang dia sangat banggakan karena Bisnis Indonesia terpilih menjadi media yang mendapatkan penghargaan dari Presiden pada 1997.
Pria kelahiran 19 Januari tersebut kemudian dipromosikan menjadi manajer perwakilan Bisnis Indonesia untuk wilayah Jawa Barat di Bandung. Kenangan yang mengensankan bersama Sutha adalah ketika ia mengundang teman-teman dari Jakarta untuk bertanding sepak bola di Bandung.
SEPAK BOLA DI BANDUNG
Fasilitas hotel dan makan untuk para pemain disiapkan. Begitu pun panitia di lapangan, siap untuk menggelar pertandingan. Namun sayang seribu sayang, ketika pertandingan digelar hujan turun deras.
Pertandingan sepak bola di tengah guyuran yang lebat itu, membuat bola tidak dapat ditendang jauuh. Risiko tersambar petir pun menghantui. Namun rekan-rekan girang dengan pertandingan persahabatan itu.
Selama bertugas di Bandung, saya beberapa kali menyambanginya baik untuk urusan kantor maupun liburan. Suatu kali kami makan bareng mengajak keluarga masing-masing. Ia mengajak Yeni dan Alif, anak pertamanya. Pilihannya tentu saja restoran Sunda, tapi Sutha memilih yang menyediakan menu yogurt.
Ia makan tak terlau banyak, namun segera mencari tempat untuk mengepulkan asap rokok kegemarannya.
Pria berkumis itu Kembali ditarik ke Jakarta untuk menangani bagian sirkulasi, sebagai manajer.
Pada 2002, ia mempertanyakan tentang perubahanan manajemen di Bisnis Indonesia Group. “Banyak teman-teman dipromosikan jadi direktur, kenapa manajer sirkulasi tidak?” begitu katanya dalam Rapat Anggota Koperasi Karyawan PT Jurnalindo Aksara Grafika (Kopkarjag).
Ketika Redaksi Kembali membutuhkannya, maka Indra ditarik menjadi redaktur kemudian dimutasikan menjadi manajer penerbitan buku pada 2005. Tak lama di posisi itu, Indra Sutha kemudian meninggalkan Bisnis Indonesia Group.
Setelah tidak lagi bekerja di Bisnis Indonesia Group, ia mendirikan majalah bersama Deddy Handarbeni Pakpahan dan selanjutnya bekerja di Travel Trend Magz.
Setelah lama tak menjalin kontak, saya mendapatkan kabar duka, pada 7 Februari 2024. Innalillahi wa inna illaihi rojiun.. telah berpulang ke rahmatullah Indra Sutha di rumah sakit Al Islam Bandung pada pukul 21:20. Jenazah dirumah duka Jl. Kancra No.14 Bandung. Akan dimakamkan di Makam Sirnaraga Bandung pada hari Kamis, rencana keberangkatan dari rumah duka jam 09:00-09:30. Allohumaghfirlahu warhamhu wa afihi wa fu anhu.
*) Ditulis oleh Lahyanto Nadie
Plus Minus Keberadaan Influencers dalam Perdagangan Saham