INDOWORK.ID, JAKARTA: Ada anak bertanya pada bapaknya, untuk apa menjadi pemimpin? Apa kriteria pemimpin yg baik? Apa harapan dari seorang pemimpin?
Dengan tenang bapak menjawab. Setiap anak cucu Adam yang lahir ke dunia adalah pemimpin dari keluarga dan masyarakatnya. Pemimpin lahir dari zaman ke zaman. Dari masa kegelapan menuju terang.
Pemimpin lahir dari masyarakatnya yang rusak dan jahiliyah. Pemimpin lahir dari ketimpangan menuju perbaikan. Itulah sebabnya diperlukan perubahan.
Pemimpin juga lahir dari sistem yang korup dan bobrok menuju sistem yang lebih baik. Pemimpin lahir dari etika dan moral rezim yang buruk, curang dan rakus. Itulah sebabnya dperlukan perubahan, mencari pengganti yang lebih baik.
Pemimpin lahir dikala pemuka agamanya tak memberi contoh teladan. Pemimpin lahir dari pemerintahan yang buruk melayani masyarakatnya. Itulah sebabnya diperlukan perubahan.
Pemimpin yang di harapkan masyarakatnya adalah pemimpin yg mengenal dan takut pada Tuhannya. Pemimpin yang didambakan adalah menegakkan hukum dengab seadil-adilnya, bukan yang tajam ke bawah tumpul ke atas.
Pemimpin yang membawa perubahan adalah yg memberi ketenangan, kelapangan dan jalan keluar. Bukan yang memberi janji janji kosong, melainkan pembuktian.
Pemimpin yang membawa perubahan adalah yg lebih dulu mementingkan khalayak. Bukan yang memperkaya diri dan dinastinya. Juga bukan yg punya hasrat menumpuk numpuk harta.
Pemimpin yang harus didukung adalah pemimpin yang tidak dikelilingi para cukong dan oligarkhi. Pemimpin yang harus dipilih adalah pemimpin dan sedikit dosanya.
Pemimpin yang diharapkan adalah pemimpin menurunkan angka kemiskinan. Membawa masyarakatnya pada kesejahteraan, kemakmuran, dan keberkahan. Jauh dari riba dan rentenir, terbebas dari utang. Itulah sebabnya diperlukan perubahan.
Pemimpin yang membawa perubahan adalah pemimpin tidak plintat plintut dengan ucapannya, tidak elok jejak dan track record-nya.
Pemimpin yang membawa perubahan adalah pemberi peringatan dan kabar gembira kepada rakyatnya agar bahagia, enak tidur enak makan.
Pemimpin yang harus dipilih adalah pemimpin bersahaja. Bukan dengan gaya hidupnya mentereng.
Pemimpin yang melakukan perubahan bukanlah melanjutkan kebodohan, perilaku jahiliyah, dan kehancuran.
*) Ditulis oleh wartawan Senior Adhes Satria Sugestian. Intelektual muda Betawi ini lahir di Jakarta pada 31 Desember 1972 yang bermukim di Depok.
Rasa Lapar Tak Bagus bagi Politisi