INDOWORK.ID, JAKARTA: Saya punya kenangan yang unik tentang saham ISSP. Pada Juli – Agustus 2021, terbaring di rumah sakit. Terjajah dan terbelenggu covid. Dari bacaan tempat tidur, ISSP masuk ke radar penerawangan. Laba 4Q20, 1Q21 dan 2Q21 bersinar. Kinclong. LK 3Q21 masih belum keluar, tapi karena sektor infrastruktur sudah mulai aktif, walau dengan persyaratan ketat, prediksi saya laba 3Q21 berpeluang meningkat.
Saya kumpulkan sendok demi sendok saham ISSP dari rumah sakit tempat dr. Omex dan dr, Ola mengabdi, (utang budi di bawa mati), di Salemba Tengah, pada rentang harga 190 – 196, dengan horison investasi sampai laporan keuangan 2022 dipublikasikan.
Tapi 2 bulan kemudian, harga meluncur naik. menyentuh puncak tertinggi di 510. Seluruh saham ISSP saya cashing out, dengan harga jual rata-rata 420. Cuan 114% dalam kurun waktu 2 bulan!
BEROMBAK BESAR
Gerakan harga saham ISSP bumpy dan erratic. Berombak besar. Cocok buat trading. Sejak turun dari harga ATH, volume transaksi menciut. Beberapa kali saya masuk keluar – jadi pedagang impulsif – dengan jumlah kecil-kecil. Praktis selalu untung. Ya kecil kecil juga.
Awal 2023 saya kembali memasukkan ISSP dalam anggota tetap portfolio. Urutan buncit dari 4 saham utama portfolio saya. Di bawah IPCM, MTEL, dan BRMS.
Ada beberapa imajinasi dalam penerawangan saya.
Pertama, dalam posisi leader di pipa dan produk baja, peluang ISSP bisa diperkirakan, tidak terlalu meleset, dengan melihat tingkat aktivitas konsumen utamanya: infrastruktur / konstruksi + otomotif + furnitur + minyak dan gas
Kedua, diversifikasi produk yang dilakukan ISSP dalam perkiraan saya menurunkan marjin laba, tapi lebih mampu menstabilkan pasar. Upaya meningkatkan pangsa ekspor mengurangi risiko fluktuasi valas. Upaya diversifikasi sumber pasokan bahan mentah dan perluasan pasar mampu mengurangi risiko fluktuasi harga baja
Ketiga, perusahaan yang beroperasi dengan kebutuhasn modal kerja yang besar, cenderung punya utang yang besar. Kemampuan ISSP mempertahankan DER di bawah 100%, bagi saya, indikator kontrol leverage yang prudent.
Semoga pipanya mengalir sampai ke IKN.
*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Indowork.id
Sejarah Kendaraan Bermotor Niaga Sederhana (KBNS)