INDOWORK.ID, JAKARTA: Sebagai respons cepat dalam menangani harga pangan, pemerintah tengah berupaya untuk mengurangi dampak El Nino dengan stabilisasi pasokan.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, menyampaikan upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas pasokan pangan guna mengendalikan tingkat inflasi.
“Terutama pada komoditas penting seperti beras, guna memastikan ketersediaan pangan di dalam negeri,” Ungkap Febrio dalam pernyataan resmi pada Rabu (1/11).
Langkah ini diambil sebagai respons atas tingkat inflasi pada bulan Oktober yang mencapai 2,56 persen (year on year/yoy). Angka tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan September yang mencatat 2,28 persen (yoy). Peningkatan tersebut didorong oleh lonjakan harga pangan yang tidak stabil atau volatile food.
AKIBAT ELNINO
Kondisi musim kemarau yang berkepanjangan akibat El Nino telah mengakibatkan penurunan produksi pangan secara keseluruhan. “Hal ini mengakibatkan beberapa komoditas seperti beras dan cabai mengalami peningkatan harga,” tambah Febrio.
Selain menjaga pasokan pangan, Febrio menegaskan bahwa kebijakan operasi pasar, program pangan murah, dan intervensi harga terus dilaksanakan. Cara-cara tersebut dilakukan secara konsisten guna menjaga ekspektasi inflasi.
Dalam hal harga yang diatur oleh pemerintah (administered price), Febrio mencatat peningkatan tipis menjadi 2,12 persen (yoy) dari sebelumnya 1,99 persen (yoy) seiring dengan tingginya harga minyak mentah. Sementara itu, inflasi inti masih mengalami perlambatan dengan angka 1,91 persen (yoy) dari sebelumnya 2,00 persen (yoy) pada September 2023.
Febrio menekankan bahwa APBN akan terus dioptimalkan sebagai penyerap dampak. Pengoptimalan APBN dilakukan terutama dalam menghadapi tekanan yang diakibatkan oleh fenomena El Nino saat ini.
“Pemerintah memberikan perlindungan sosial tambahan, termasuk penambahan bantuan beras hingga akhir tahun 2023. Selain itu, dilakukan Bantuan Langsung Tunai (BLT) El Nino untuk November-Desember guna menjaga daya beli golongan miskin dan rentan,” tegas Febrio.
Langkah-langkah tersebut diambil untuk menjaga stabilitas ekonomi, mendukung pemulihan, serta melindungi masyarakat Indonesia dari perubahan global yang masih penuh ketidakpastian. Meskipun terdapat tantangan ekonomi global, pemerintah berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,1 persen di tahun 2023 dan 5,2 persen di tahun 2024
Hartadinata Abadi Targetkan Pertumbuhan 30%