INDOWORK.ID, JAKARTA: PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) terus mengebut pekerjaannya pada proyek Ibu Kota Nusantara (IKN), salah satunya pada pembangunan Jalan Tol IKN Segmen 3B KKT Kariangau – SP. Tempadung. WIKA tergabung dalam KSO bersama PP-JAKON untuk merampungkan jalan tol dengan nilai kontrak senilai Rp1,91 T.
Proyek ini merupakan bagian dari Jalan Tol Balikpapan-IKN yang dikerjakan sebagai upaya dalam meningkatkan konektivitas, sekaligus menjadi akses menuju Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) pada Ibu Kota Negara yang membentang sepanjang 7,3 km.
Dimulai sejak tahun 2022, dengan melibatkan 456 pekerja, WIKA KSO telah mampu menunjukkan progress yang signifikan sebesar 37% secara keseluruhan. Dengan progress tersebut, WIKA tengah dalam tahap pekerjaan struktur beton pada bagian top subgrade atau lapisan jalan, serta pekerjaan Jembatan Pulau Balang, yang ditargetkan dapat mencapai 75% pada akhir tahun 2023 mendatang.
Dalam proses pembangunan jalan tol tersebut, WIKA turut andil sebagai kontraktor yang mempelopori penggunaan Building Information Modelling (BIM) pada level 5D, yang merupakan level perencanaan konstruksi dan manajemen proyek yang memungkinkan kolaborasi data geometris, hasil pengolahan cost, quantity dan schedule proyek. Tidak hanya itu, WIKA turut mengimplementasikan teknologi Augmented Reality (AR) untuk menghasilkan visualisasi yang lebih baik sekaligus meminimalisir risiko kesalahan pekerjaan.
Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito, dikutip dari siaran resmi korporat, menyampaikan bahwa penggunaan teknologi konstruksi dalam proyek IKN merupakan cerminan kemajuan dan kompetensi unggul sumber daya manusia WIKA dalam lingkungan konstruksi.
“Terobosan ini akan membuat proses pembangunan menjadi lebih komprehensif, analisis lebih mendalam dan manajemen proyek yang lebih efisien,” ujar Agung BW.
BUILDING INFORMATION MODELILNG
BIM merupakan sebuah pendekatan teknologi informasi yang digunakan dalam bidang arsitektur, teknik, dan konstruksi. Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi perencanaan, desain, pengelolaan, dan analisis suatu bangunan atau infrastruktur dalam bentuk model digital tiga dimensi (3D).
Dalam model BIM, seluruh aspek dari suatu proyek, mulai dari komponen struktural hingga detail instalasi listrik dan mekanik, dapat direpresentasikan, dikendalikan, dan dianalisis secara komprehensif. Keunggulan dari pendekatan ini adalah adanya integrasi data yang lebih holistik antara berbagai disiplin yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi, sehingga potensi kesalahan, redudansi, atau ketidaksesuaian informasi dapat diminimalisir.
Selain itu, BIM juga memungkinkan berbagai pemangku kepentingan untuk berkolaborasi secara lebih efisien, dari tahap konseptual hingga operasional, termasuk dalam hal pemeliharaan dan renovasi. Pendekatan ini telah menjadi standar industri global dan sering digunakan untuk proyek-proyek berskala besar yang kompleks dan memerlukan koordinasi yang kuat antar tim.
Bangun RS Internasional Bali, Jokowi Harapkan Masyarakat Tak Berobat ke Luar Negeri