Bisnis Headline INFRASTRUKTUR

Antisipasi Peningkatan Anggaran Infrastruktur Akibat Perubahan Iklim

Share on:

INDOWORK.ID, JAKARTA: Perubahan iklim memiliki konsekuensi pada pembengkakan biaya infrastruktur. Berdasarkan simulasi Bank Pembangunan Asia (ADB), hal itu dapat mendorong kenaikan kebutuhan investasi infrastruktur di Indonesia hingga 6%.

Angka tersebut adalah dasar dari kenaikan kebutuhan energi dan air bersih yang tinggi. Adapun perhitungan baseline, estimasi kebutuhan investasi infrastuktur Indonesia mencapai sekitar US$70 miliar. Kemudian  dengan perubahan iklim, estimasi kebutuhan investasi Indonesia akan meningkat 5,7% menjadi sekitar US$74 miliar.

Meski demikian, kenaikan kebutuhan investasi Infrastruktur Indonesia tidak setinggi kenaikan di duan negara besar seperti China dan India.

Berdasarkan ADB, apabila ada perubahan iklim, kebutuhan investasi infrastruktur India mencapai US$261 miliar, naik 13% dari baseline US$753. Sedangkan kebutuhan China adalah sebesar US$837 miliar atau naik sekitar 11% dari baseline yang sebesar US$753 miliar.

INVESTASI INFRASTRUKTUR

Perhitungan investasi infrastruktur akibat perubahan iklim merupakan proses yang kompleks dan multidisipliner, membutuhkan kolaborasi antara ahli ekonomi, ilmuwan iklim, dan perencana perkotaan.

Dalam merespons perubahan iklim, kebijakan investasi infrastruktur harus mempertimbangkan sejumlah faktor, termasuk, tetapi tidak terbatas pada, tingkat kenaikan suhu global, perubahan pola cuaca, dan potensi peningkatan frekuensi bencana alam seperti banjir dan kekeringan.

Cost-benefit analysis (CBA) sering digunakan sebagai alat utama dalam mengevaluasi proyek infrastruktur. Analisis ini biasanya mencakup estimasi dari nilai sekarang bersih (Net Present Value, NPV), tingkat pengembalian internal (Internal Rate of Return, IRR), dan periode pengembalian investasi (Payback Period).

Namun, metrik-metrik ini sebaiknya disesuaikan untuk memasukkan variabel-variabel iklim, seperti potensi kerusakan infrastruktur yang disebabkan oleh perubahan iklim dan dampaknya terhadap umur ekonomis dari aset-aset tersebut.

Selain itu, analisis sensitivitas terhadap berbagai skenario iklim dapat memberikan informasi tambahan tentang risiko dan ketidakpastian yang terkait dengan investasi jangka panjang. Ini termasuk permodelan dari efek domino pada ekonomi dan masyarakat, seperti dampak terhadap produktivitas, harga aset, dan kesejahteraan sosial.

Pendekatan semacam itu memungkinkan pembuat kebijakan untuk memprioritaskan investasi yang tidak hanya ekonomis layak tetapi juga sosial dan lingkungan yang berkelanjutan. Hal ini penting untuk mencatat bahwa investasi infrastruktur sebagai adaptasi terhadap perubahan iklim juga harus dinilai dalam konteks keberlanjutan jangka panjang dan tanggung jawab sosial, termasuk kemungkinan pergeseran beban biaya kepada kelompok sosial yang paling rentan.

Dengan demikian, perhitungan investasi infrastruktur dalam konteks perubahan iklim adalah sebuah keharusan yang memerlukan pendekatan holistik, fleksibilitas dalam perencanaan, dan keberlanjutan sebagai prinsip utama.

 


Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *