Headline Humaniora

Kisah Thamrin dan Rochjani Soe’oed Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia



single-image

INDOWORK.CO.ID, JAKARTA: Diskusi bertemakan Pemuda Betawi Berjuang, Indonesia Merdeka! yang akan ditindaklanjuti dengan pementasan lenong dengan judul yang sama akan dipatenkan. Komitmen itu disampaikan oleh Imron, Ketua Komite Seni Budaya Nusantara Daerah (KSBND) DKI Jakarta.

Dalam diskusi yang digelar di Rumah Makan Betawi Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, menampilkan pembicara dari Universitas Indonesia yaitu Dr. Siswantari dan cucu dari Muhammad Rochjani Soe’oed yaitu Nasrul Rully Soe’oed dengan moderator wartawan senior Lahyanto Nadie.

Imron berkomitmen bahwa ia akan mematenkan frasa Pemuda Betawi Berjuang, Indonesia Merdeka! mulai dari ide-ide melalui diskusi panjang, hasil diskusi ilmiah yang melibatkan para akademisi dan praktisi hingga pementasan lenong. Program KSBND DKI lainnya adalah membuat narasi positif bagi kemaslahatan masyarakat Betawi melalui sanggar Pandan Wangi.

Siswantari becerita tentang kiprah tiga pemuda pada prakemerdekaan yaitu Muhammad Husni Thamrin, Muhammad Tabrani, dan Muhammad Rochjani Soe’oed. Dalam materi yang berjudul Pemuda Betawi dan Keindonesiaan, Berjuang menuju Indonesia Merdeka, doktor lulusan Universitas Indonesia itu menjelaskan bahwa orang Betawi punya andil besar dalam perjuangan kemerdekaan.

ANDIL BESAR BETAWI

Kemerdekaan Indonesia adalah perjuangan dari seluruh masyarakat Indonesia. Kemerdekaan tidak datang begitu saja tapi hasil dari jerih payah seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali dari pemuda-pemuda Betawi. “Orang Betawi punya andil besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia,”ujarnya.

Dalam sejarah Indonesia perjuangan tidak hanya melalui senjata tetapi berjuang melalui jalur pemikiran lewat  organisasi organisasi pergerakan. Pemuda pemuda Betawi juga tidak ketinggalan  berjuang lewat organisasi. “Organisasi yang dibentuk adalah Perhimpunan Kaum Betawi.”

Perhimpunan Kaum Betawi terdiri dari pemuda pemuda Betawi yang ingin meningkatkan martabat dari orang Betawi dan meningkatkan nasionalisme Indonesia untuk mencapai Indonesia merdeka.

Ada dua orang pemuda Betawi yang ikut berjuang dan aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, yaitu Muhammad Husni Thamrin dan M. Rochjani Soe’oed.

Perhimpunan Kaum Betawi didirikan oleh Muhammad Husni Thamrin pada 1923. Thamrin melihat bahwa orang orang Betawi sama dengan bumi putra lainnya di Indonesia hidup dalam keterbelakangan dan kesengsaraan akibat dari tekanan penjajahan. Thamrin ingin orang orang Betawi harus bangkit meningkatkan eksistensinya meningkatkan jati dirinya keluar dari ketertindasan.

Untuk itu diperlukan pergerakan untuk meningkatkan martabat orang Betawi. Orang Betawi harus duduk di Volkraad dan juga di Gemente Batavia untuk menyuarakan aspirasinya dan menjalin kerja sama dengan organisasi organisasi pergerakan yang tumbuh di Indonesia, bersama-sama berjuang dengan organisasi lain untuk mencapai Indonesia merdeka.

PEMUDA KAOEM BETAWI

Imron, Rully Soe’oed, Siswantari, Lahyanto Nadie

Tokoh Betawi yang aktif juga untuk persatuan Indonesia adalah  M. Rochjani Soe’oed. Pada tahun 1927 M. Rochjani Soe’oed menjadi pengurus pemuda Kaum Betawi. Dalam tulisanya tentang sejarah berdirinya Pemuda Kaum Betawi beliaumenjelaskan bahwa: Pemuda kaum Betawi didirikan pada permulaan tahun 1927oleh pemuda pemuda Betawi yang merasa pada waktu itu terbelakang dengan pemuda dari lain daerah.

Rochjani Soe’oed bertugas mewakili Kaum Betawi dalam kongres pemuda II 1928 yang melahirkan Sumpah Pemuda. Ia juga duduk menjadi sekretaris kaum Betawi pada 1929.

Perjuangan Perhimpunan Kaum Betawi untuk nasionalisme Indonesia tidak terbatas di kalangan orang Betawi saja tetapi meluas ke wawasan nasional. Ada juga pemuda Indonesia yang bukan orang Betawi asli ikut aktif dalam perjuangan Pemuda Betawi untuk Indonesia yakni Mohammad Thabrani yang berasal dari Madura.

Mohammad Tabrani lahir di Pamekasan, Madura, 10 oktober 1904. Pada 1927 Tabrani menjadi ketua pertama Pemoeda Kaoem Betawi.

Bahasa yang digunakan dalam rapat rapat pemuda kaoem Betawi ialah Bahasa Indonesia dan mendukung nasionalisme Indonesia.

Dari sana dapat disimpulkan pemuda Betawi turut aktif dalam menyuarakan persatuan Indonesia dan mengedepankan keindonesiaan. Pemuda Betawi ikut andil dalam meningkatkan nasionalisme Indonesia dan turut aktif dalam pergerakan untuk mencapai Indonesia merdeka.

KISAH ROCHJANI SOE’OED

Anak-anak dan para menantu Rochjani Soe’oed

Sementara itu, Nasrul Rully Soe’oed menyampaikan materi tentang M. Rochjani Soe’oed, Sebuah Biografi Sang Pemuda Betawi. M. Rochjani Soe’oed lahir di Jakarta pada  1 November 1906. Dia merupakan seorang Sarjana Hukum dari Rechshogeschool Batavia tahun 1927 pada usia 21 tahun.

Rully menjelaskan tiga fase kehidupan kakeknya.

Pertama, masa muda M. Rochjani Soe’oed. Ia aktif dalam dunia pergerakan nasional. Menjadi anggota Jong Java 1921-1925. Aktif dalam Jong Islamiten Bond sampai 1927, juga menjadi pengurus pemuda Kaum Betawi pada 1927.

Selain itu, M.Rochjani Soe’oed juga berperan penting dalam peristiwa Sumpah Pemuda. Ia merupakan utusan pemuda Betawi dalam deklarasi Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, sekaligus menjadi penitia pelaksana Sumpah Pemuda 1928 sebagai pembantu V. Ia juga termasuk orang yang pertama kali diperdengarkan lagu Indonesia Raya oleh WR Suprtaman pada saat kongres pemuda.

Sejarah membuktikan dalam piagam Poetoesan Kongres Pemoeda-Pemoeda Indonesia, pada 27-28 Oktober 1928 tercatat nama Pemoeda Kaoem Betawi. Bukti lain juga menunjukkan bahwa adanya patung  M.Rochjani Soe’oed di Museum Sumpah Pemuda.

Kedua, kehidupan karir setelah Sumpah Pemuda. M. Rochjani Soe’oedberkiprah di dunia hukum. Ia pernah menjadi hakim Pengadilan Negeri di Ponorogo, Madiun. Kemudian, menjabat sebagai Kepala Pengadilan Negeri di Purwakarta. Mejadi Wakil Ketua di Pengadilan Tinggi Jakarta.

Rochjani Soe’oed adalah seorang hakim yang sangat loyal dan sangat teliti. Beliau adalah seorang hakim yang terkenal dengan kejujurannya. Sebagai ahli hukum beliau terkenal sebagai seorang konseptor.

Ketiga, saat menjelang pensiun beliau berinisiatif untuk membangun dan mendirikan Universitas Jakarta (Unija). Di perguruan tinggi ini, ia menjadi Guru Besar bidang Hukum.

Menutup paparan, Rully mengatakan bahwa kakeknya wafat pada 22 Desember 1977, dalam usia 71 tahun.

GENERASI TIGA TOKOH

Cucu dan Cicit dari Rochjani Soe’oed dan Lahyanto Nadie

Dalam diskusi itu, Kepala Unit Kawasan PBB Setu Babakan Imron bertanya tentang generasi tiga tokoh tersebut. Karena ketiga mereka ini sama sama aktif dalam perjuangan pemuda Betawi Indonesia Merdeka.

Siswantari menjelaskan bahwa pada 1909, Husni Thamrin lebih dulu bergerak dalam organisasi Pemuda Betawi, kemudian baru dua pemuda berikutnya ikut bergerak dan aktif dalam organisasi Pemuda Betawi Indonesia Merdeka.

Perbedaan antara M. Husni Thamrin dan M. Rochjani Soe’oed adalah 12 tahun. Thamrin lahir pada  1894, sedangkan M. Rochjani Soe’oed pada 1906 dan Mohammad Tabrani pada 1909.  Thamrin bergerak dari dalam, bergerak secara halus. Banyak aspek yang dilakukan olehnya dalam melakukan perubahan.

Siswantari mengatakan bahwa dalam organisasi ini, M. H. Thamrin sebagai konseptornya. Dalam pandangan Thamrin,  gerak dan pemikiran-pemikiran ini harus dikumpulkan, tidak bisa organisasi berjalan sendiri. Di sisi lain,Thamrin sangat sederhana. Ia  lebih baik menahan lapar daripada harus memakan yang tidak halal.

Banyak hal yang dilakukan oleh pemuda Betawi pada masa itu dalam menyuarakan aspirasi orang Betawi, seperti memiliki majalah dengan nama Cahaya Betawi, mendirikan sekolah-sekolah.

Dan yang lebih menarik lagi waktu itu adalah gerak orang Betawi tidak hanya sebatas lokal orang Betawi tetapi lebih luas lagi untuk keindonesiaan. Dalam hal ini banyak organisasi-organisasi yang bergerak bersama-sama untuk Indonesia merdeka.

Menjawab pertanyaan Januar Lubis, Lahyanto menjelaskan bahwa Thamrin sangat tegas, berbicara dengan lantang. Penampilan Thamrin juga rapi, dan sikapnya tenang. Namun ketika berbicara tegas dan apa adanya. Karakter Thamrin relatif pendiam, namun ketika sudah berbicara maka orang lain tidak punya kesempatan untuk menyanggah.

Rully menjelaskan bahwa Rochjani sangat perfeksionis dan introvert. Namun ia sebagai  konseptor yang ulung yang dibuktikan dari keputusan-keputusannya yang sangat tertib dan jelas. “Beliau hakim yang sangat tertib,” kata Rully.

 

Berita Lainnya