INDOWORK.ID, JAKARTA: Suasana ulang tahun ke-11 Rumah Sakit Ali Sibroh Malisi makin ceria ketika Ustadz Abdul Kholid Rimin bercerita dengan gaya Betawi yang keren. Pemilik rumah sakit itu keluarga dr. Sibroh Malisi pun ikut ngakak mengikuti derai tawa hadirin.
“Jika kita memakai mahkota, maka kita tak bisa melihatnya. Tapi orang lain pasti bisa menilainya,” begitu ia memberikan analogi dalam pelayanan rumah sakit. Bagi rumah sakit yang berlokasi di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, itu hasil layanannya dirasakan oleh masyarakat sekitar.
JANGAN BERDOA ORANG SAKIT

“Meskipun pasien senang, tapi jangan berdoa agar orang banyak yang sakit,” kata ustadz dengan logat Betawi yang kental, Rabu, 7 Juni 2023.
Ustadz yang aktif sebagai Ketua Umum Satuan Gerakan Sosial (Satgas) Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan memang menyadari bahwa suasana siang itu harus dikemas lebih efektif. “Saya diminta bicara hanya 15 menit, karena memang harus singkat dan padat.”
Ustadz Kholid kemudian mengenang peristiwa sebelas tahun lalu ketika peresmian rumah sakit tersebut. “Rhoma Irama, artis lenong, sampai ulama besar hadir sehingga terasa benar keberkahannya.”
Seniman lenong Burhan Djali Djalut yang hadir dalam acara itu pun tersenyum lebar. Ia terkenang peristiwa sebelas tahun lalu itu.
PERJALANAN PANJANG
Dokter Sibroh Ali Malisi lalu bercerita bahwa perjalanan rumah sakit tersebut cukup panjang. Jika dihitung sejak ia memulai usaha, usiaya sudah mencapai 33 tahun. Namun resmi sebagai rumah sakit, diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pada 6 Juni 2012.
Sebagai pemilik rumah sakit, ayah empat anak itu menyatakan akan memberikan layanan yang terbaik kepada masyarakat. Ia menularkan nilai-nilai budaya yang baik kepada para dokter, karyawan, hingga seluruh pemangku kepentingan.
PANTUN BETAWI

Sibroh berpesan bahwa ada empat rumah yang harus dijaga yaitu rumah sendiri, rumah tangga, rumah ibadah dan rumah sakit tempat mereka bekerja. “Empat rumah ini harus kita jaga secara sungguh-sungguh. Insya Allah kita semua bisa mengamalkannya.”
Kurang lengkap rasanya jika dokter yang aktif di Forum Pengkajian dan Pengembangan Perkampungan Budaya Betawi tersebut tidak berpantun untuk menyampaikan nasihatnya untuk para karyawan.
Kemudian dokter yang aktif di Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta tersebut menyampaikan pantun yang dakarangnya sendiri:
Marzuki beli celana
Kalau rejeki nggak kemana
Komitmen kita bersama
Melayani dengan paripurna
Perpecahan Duet Jokowi-Ma’ruf Amin Makin Terbuka