INDOWORK..ID, JAKARTA: Cerita pengembangan mobil nasional atau mobil karya atau kreasi anak bangsa tak pernah pupus di Republik Indonesia. Selalu saja ada pihak atau perusahaan termasuk kalangan industri dan insinyur otomotif yang masih memiliki rasa penasaran tinggi untuk membangun merek mobil sendiri di Tanah Air.
Menurut Asosiasi Industri Automotif Nusantara (AsiaNusa) konsep mobil nasional adalah mobil yang ide, desain, mesin, komponen hingga proses perakitannya diinisiasi oleh putra-putri nasioal. Tidak lupa, lokasi pembuatannya pun berada di wilayah Indonesia.
KRITERIA IDEAL MOBNAS
Dikutip dari laman resmi Asianusa.blogspot.com. Sementara Kementerian Perindustrian RI pernah menyebutkan tiga kriteria yang dianggap ideal untuk menilai sebuah mobil bisa disebut mobil nasional. Tiga kriteria tersebut adalah:
Pertama, menggunakan merek Indonesia,
Kedua, memiliki tingkat kandungan dalam negeri yang tinggi, dan
Ketiga, kepemilikannya oleh orang Indonesia.
Dari ketiga kriteria ideal tersebut, Kementerian Perindustrian cenderung ke satu kriteria, yakni memiliki tingkat kandungan dalam negeri yang tinggi (Kontan.co.id, 2015). Kriteria tersebut dengan mempertimbangkan kondisi industri otomotif Indonesia yang sudah menjadi basis produksi dan ekspor merek otomotif dunia di Asia terutama asal Jepang.
Sehingga konsep mobil nasional dewasa ini harus diuji relevansinya secepatnya. Pradipto Sugondo, Executive Officer Research and Development (R&D) PT Astra Daihatsu Motor 2010-2020, berpendapat relevansi mobil nasional saat ini tergantung definisi mobil nasional di Indonesia.
Kalau definisi mobil nasional itu adalah yang penting seluruh proses, dari A sampai Z dilakukan oleh bangsa Indonesia, dan tanpa dipermasalahkan mereknya milik siapa meskipun milik asing, maka mobil nasional masih relevan dan sangat mungkin terjadi di Tanah Air. Yang mungkin menjadi persoalan adalah percepatannya, karena sangat tergantung terhadap perkembangan pasar mobil Indonesia dan ekosistem industrinya. Seperti dukungan pabrikan komponen, biaya produksi, kualitas produksi, dan sebagainya.
TANTANGAN PENGEMBANGAN
“Namun kalau misalnya pemerintah Indonesia masih punya political willuntuk menumbuhkan national pride, sehingga definisi mobil nasional itu harus merek asli Indonesia dan dimiliki oleh orang Indonesia, maka urusan ini menjadi berbeda. Sebab pemerintah Indonesia harus turun tangan, tidak bisa hanya diserahkan ke pihak industri.
Diperlukan strategi dan roadmap yang jelas, terstruktur, dan melibatkan seluruh eksponen bangsa yang terkait. Singkatnya, perlu komitmen nasional semua pihak termasuk rakyat untuk mewujudkan visi ini,” ujar Pradipto mengungkapkan pendapatnya pada pertengahan tahun 2021.
Menurut Pradipto komitmen nasional ini sangat penting karena pengembangan mobil nasional harus dijaga supaya tidak diganggu gugat. Setidaknya, selama 10 tahun baik dari sisi anggaran, program maupun orang orang yang terlibat.
Apalagi investasi untuk membuat merek mobil sendiri sangat besar. Biaya besar itu diperlukan untuk membeli teknologi rancang-bangun dan rekayasa produk, mendirikan fasilitas produksi, membangun industri komponennya, membuat pasarnya, membangun jaringan distribusi, melakukan kampanye dan promosi supaya pasar domestik mau memakai produk tersebut. Persaingan dari produk-produk lain juga harus diperhitungkan karena merek lebih dulu eksis di pasar.
“Tanpa bermaksud pesimistis terhadap program mobil nasional, rasanya kita perlu belajar banyak dengan apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah Malaysia dengan program mobil nasional Proton. Sampai saat ini Proton masih berjuang (di pasar domestik), meski berusia 38 tahun industrinya bahkan saat ini dimiliki perusahaan otomotif asal China, Geely.
Atau melihat kasus lain di Indonesia adalah sepeda motor Kanzen yang terbukti merek asli dan milik orang Indonesia yang tidak mendapat uluran tangan pemerintah akhirnya harus pupus juga,” ujar Pradipto.
Perlu diketahui sepeda motor Kanzen adalah merek asli Indonesia yang dimiliki oleh Rini M Soemarno, Presiden Direktur PT Astra International Tbk periode 1998-2000, Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI 2001-2004, serta Menteri Badan Usaha Milik Negara 2014-2019.
How to Travel to Europe Affordably””
If you are a traveler on a tight budget, planning a trip to the continent of Europe can seem daunting. Exploring the various European countries can be expensive, but you can still find ways to explore Europe on the cheap. Here are some tips to help you travel to Europe affordably.
Book flights in advance. If you plan ahead, you can take advantage of great deals on airfare and save a significant amount of money. Bookmark airfare search websites and check them often for deals. Also, search across several airlines to get the best deals.
Take advantage of the low-cost airlines in Europe. A number of low-cost carriers link several cities on the continent and offer tickets at a fraction of the cost of major airlines. Many of these low-cost carriers offer budget deals, so make sure to check their websites for great deals.
Stay in a hostel. Staying in a hotel can be expensive, but consider staying at a hostel instead. Hostels tend to be cheaper than hotels, and they generally offer shared accommodation. For solo travelers, staying in a hostel can be a great way to meet other travelers and save money on accommodation.
Consider alternative modes of transport. Trains and buses are a great way to travel through Europe. They are typically more affordable than flights and offer great views of the cities and countryside. Additionally, some cities have great public transportation systems that you can use to get around the city.
Eat like a local. Most restaurants in tourist areas offer expensive meals for a premium. Instead, look for affordable local eateries. Ask a local for the best spots for local cuisine, and stick to simple meals to save money.
By following these tips, you can explore Europe without breaking the bank. Have a great time, and happy travels!
Yuk Intip BNI Cabang Tokyo Bareng Jerome Polin!