INDOWORK.ID, JAKARTA: Kementerian dan Lembaga melakukan upaya percepatan pengentasan kemiskinan di Indonesia sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing. Tim Nasional Pecepatan Pengentasan Kemiskinan (TNP2K) yang membuat kebijakan memberikan data dan informasi kepada seluruh kementerian dan lembaga menjadi pemangku kepentingan.
Namun TP2K tak dapat bekerja sendiri. Ia membutuhkan mitra untuk berkolaborasi. Di daerah provinsi untuk program pengentasan kemiskinan adalah Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) diketuai oleh Wakil Gubernur, di Kabupaten oleh Wakil Bupati, dan dan di Kota oleh Wakil Walikota.
Wakil Walikota Pasuruan Adi Wibowo menyatakan bahwa peran TNP2K terasa sampai ke daerah. Namun mental masyarakat yang belum berubah karena mereka mau mengambil jatah orang miskin.
Adi menilai perlu melakukan upaya maksimal agar mindset mental miskin di kalangan warga tidak mampu dapat berubah. Sehingga mereka mau dan mampu berdaya untuk peningkatan perekonomiannya.
BKKBN SIAPKAN DATA
Sementara itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang menyiapkan data kependudukan. Di bawah arahan dari Sekretariat Wakil Presiden dan Mentere Koodinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Data BKKBN menjadi backbone data untuk TNP2K dalam upaya menekan kemiskinan ekstrem.
Menurut Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, data lembaganya dapat dilakukan pemeringkatan sehingga mencerminkan ekonomi masyarakat. Atas dasar itu data BKKBN dapat dipakai sebagai tulang punggung data TNP2K untuk mengatasi kemiskinan ekstrem. Ada upaya penyasaran kemiskinan ekstrem Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (KP3E).
Data BKKBN bersumber dari pendapat warga. Pada akhir 2021 BKKBN berhasil mengunjungi 66 juta keluarga. Pada 2022 lembaga yang dipimpinnya melakukan updating data agar terjaga real-time-nya.
Kekuatan BKKBN bertugas memetakan data warga yang dilakukan dengan baik dan terstruktur sejak dahulu. “Perkembangan data untuk 2022 sudah 82% dari target.”
KEMISKINAN EKSTREM
Hasto menjelaskan bahwa ketika indikator kemiskinan ekstrem yang dipakai indikator konsumsi. Kemudian konsumsi yang ada bisa dihitung oleh subsidi, maka angka kemiskinan ekstrem 0% bisa tercapai. “Tantangannya hanya penyasaran yang tepat.”
Dalam bagian lain ia mengatakan bahwa semua kementerian dan lembaga pasti membutuhkan data yang real-time. “Inilah pentingnya peran TNP2K.”
Menurut dia, TNP2K menjadi suatu mitra yang kuat dengan BKKBN karena lembaga di bawah naungan Wakil Presiden ini adalah wujud implementasi data. “Sehingga data yang mati menjadi hidup.”
BKKBN adalah Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Kesehatan. BKKBN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
Awal Mula WIKA Berbisnis Beton (2)