INDOWORK.ID, JAKARTA: Suasana sore hari di kawasan Center of Indonesia, Makassar, ramai oleh warga yang menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan dan menikmati pemandangan. Namun banyak warga yang ugal-ugalan berkendara.
Berdasarkan pemantauan Indowork, Jumat, 4 November 2022, warga yang menikmati pemandangan bagus di kawasan itu. Warga masyarakat santai pada sore hari baik keluarga, berpasangan maupun seorang diri.
Upaya pemerintah membuat Makassar menjadi kota kelas dunia memang merupakan visi yang memiiki wawasan global. Namun kesiapakan masyarakat belum dapat menyesuaikan diri menjadi warga berkelas dunia.
Para pengendara tampak tidak tertib berlalu lintas. Anak-anak naik motor tanpa helm sehingga polisi menangkap pengendara yang tak sesuai aturan itu.
Petugas keamanan dan polisi berkeliling untuk memonitor aktivitas warga. Mereka mengimbau agar pelancong tidak menginjak rumput.
DJUKU KALABINNE
Kawasan Center of Indonesia juga dihiasi oleh Bola Dunia yang menjadi landmark baru, Replika Bola Dunia di Kawasan CPI Makassar.
Lokasi tersebut juga menjadi spot foto favorit. Ada keunikan di latar replika bola dunia yang diapit dua jembatan megah hingga taman bunganya yang indah.
Globe atau bola dunia adalah peta dunia berukuran kecil yang menggambarkan bentuk bumi yang diperkecil dengan bentuk yang sama dengan bentuk bumi yang sebenarnya. Globe dibuat dalam bentuk dengan kemiringan 66 ⅛ ° pada garis ekliptika (bidang edar bumi) dan dengan kemiringan 23 ⅛ ° dari matahari.
Sedangkan di ujung seberang bola dunia terdapat Sculpture ‘Djuku Kalabine’ atau patung sepasang ikan. Pengunjung dapat melihat patung ini setelah melewati Marketing Office CitraLand City. Patung ikan ini juga menjadi salah satu ikon spot foto menarik di kawasan CPI Makassar.
Patung ikan raksasa dengan warna kuning emas ini merupakan sculpture terbesar di kawasan CitraLand City Losari Makassar. Sepasang patung ikan saling berhadapan kemudian dikelilingi air mancur kecil serta kolam yang melingkar, menjadi latar yang menarik untuk sesi foto prewedding.
JEMBATAN PHINISI
Jembatan Phinisi memiliki enam tiang baja setinggi 30 meter di setiap sisinya. Kemegahannya akan menambah nuansa yang elegan untuk foto prewedding.
Mengapa Phinisi? Kota Anging Mammiri memang punya ikon yang identik dengan kapal itu. Sebagaimana diketahui, Pinisi adalah merupakan kapal tradisional suku Makassar yang sudah dikenal oleh mancanegara sejak abad ke-14.
Kini kapal Pinisi bukan lagi barang langka yang bisa ditemui, yang sifatnya eklusif. Mulai dari restoran, bentuk bangunan, hingga jembatan dibuat menyerupai bentuk kapal kebanggaan warga Indonesia di mata dunia tersebut.
Menyusuri Proyek Tol Lampung-Palembang nan Penuh Liku