Headline Humaniora

Kampung Susun, Memindahkan Kehidupan Bukan Menggeser Orang

Share on:

INDOWORK.ID, JAKARTA: Memindahkan kehidupan, bukanlah sekadar memindahkan orang. Jika memindahkan orang, maka mereka akan tercerabut dari masyarakat dan budayanya. Itulah yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam menangani kampung kumuh.

Dalam pandangan Direktur Bank DKI Babay Parid Babay, Anies merekolasi kehidupan sehingga kemasyarakatan mereka tidak terputus.”Jika memindahkan orang maka kehidupannya putus,” kata Babay dalam perbincangan dengan Indowork, Kamis, 29 September 2022.

Babay benar. Kehidupan masyarakat di Rumah Susun Marunda, Jakarta Utara, dibandingkan Kampung Akuarium, Jakarta Barat, memang dampaknya jauh berbeda. Cerita Sam Indrianto Nugoro,  pedagang sea food yang dipindahkan dari Kalibata, Jakarta Selatan, ke Marunda merasakan benar penderitaannya. “Saya nggak tahu kenapa dipindah ke sini, padahal kan saya dagang di Kalibata,” keluhnya.

Sam, yang telah menetap di Rumah Susun Marunda, sejak 7 tahun lalu, awalnya merasakan kesulitan mau berdagang apa karena pasarnya adalah penduduk setempat yang perekenomiannya minim. “Mereka jugan orang miskin seperti saya.”

Berbeda dengan kehidupan di Kampung Akuarium. Mereka senang karena kehidupannya tidak tercerabut.

TERLIBAT LANGSUNG

Babay terlibat langsung untuk program memindahkan kehidupan mulai dari aspek perumahan, rumah susun, infrastruktur, konsep pembangunan, penangan pandemi. Ada juga beberapa event seperti Jakarta International Stadium (JIS) dan gelaran Formula E, subsidi bea siswa dan pangan, transportasi. Untuk pembangunan transportasi memang didominasin oleh TransJakarta,  akan tetapi ada peran Bank DKI.

Pembangunan di Jakarta selama 5 tahun yang merupakan realisasi 23 janji Anies ketika kampanye, dalam direplikasi di daerah lain. Jadi, setiap pembangunan dilihat masalah utamannya, misalnya ada penghancuran bangunan tetapi memikirkan orangnya,

Babay lalu bercerita tentang Kampung Kunir di Jalan Kemukus Nomor 1, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat pada Sabtu yang diresmikan pada 10 September 2022.

Tak sendirian, Anies ditemani istrinya, Fery Farhati dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. Kedatangan mereka disambut oleh para warga yang antusias berebut untuk berfoto bersamanya.

Kampung susun ini diperuntukkan bagi warga Kampung Kunir yang terdampak penggusuran untuk pembangunan Jalan Inspeksi Kali Anak Ciliwung di era Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat menjabat Gubernur DKI pada 2015. “Mereka yang cari nafkah di Kota Tua.”

FILOSOFI DP 0%

Sasaran utama dari program ini pun warga Jakarta yang berpenghasilan maksimal Rp7 juta setiap bulan dan belum memiliki properti sendiri. Termasuk para pekerja informal yang selama ini kesulitan untuk mendapatkan fasilitas kredit, karena tipe penghasilan yang tidak tetap seperti pekerja formal.

Dalam keadaan normal, konsumen harus membayar DP 15 persen (15 persen x Rp 350 juta = Rp53 juta). Hal ini tentu memberatkan. Dengan demikian, DP tersebut tidak perlu dipenuhi oleh konsumen, namun ‘ditalangi’ oleh pemprov dan konsumen melunasinya dalam cicilannya.

KAMPUNG GEMBIRA

Setelah terjadi kebakaran, warga mengalami kehancuran harta, suasananya penuh cobaan, tetapi orang-orangnya tetap tangguh, dan ulet. Kini mereka mendapat rumah yang lebih baik bagi Kampung Gembrong.

Ikhtiar membangun kembali dilakukan bukan sekadar rencana, tapi dilaksanakan konsisten. Baznas BAZIS DKI Jakarta, Wali Kota Jakarta Timur turun tangan berkoordinasi, dan sekarang bukan saja sudah terbangun 138 rumah, tapi sudah menjadi kampung percontohan untuk Jakarta, Kampung Gembira Gembrong.

Kampung Gembira Gembrong menjadi contoh kampung di mana bangunannya ditata untuk sehat, dengan masing-masing ada rongga udara mengalir, sehingga suasananya sejuk dan tiap rumah mendapatkan udara yang segar dan sehat. Ditambah lagi, rancangannya warna-warni yang menggambarkan Kampung Gembira Gembrong.

Ini juga sebuah kampung yang menerapkan zero run off, yang mana aliran air (dari hujan) di tempat ini tak dialirkan ke luar, tetapi disiapkan sumur resapan, sehingga tak menyumbang air keluar. Semuanya dimasukkan ke dalam tanah dengan 16 sumur resapan, bukan hanya estetik, tapi modern secara konsep dan ramah lingkungan pengelolaan airnya.

Kampung Gembira Gembrong juga adalah water front kampung atau kampung yang menghadap sungai. Kami berharap, kampung percontohan ini dapat menjadi pembelajaran bagi kampung lain di Indonesia, bagaimana membangun sebuah lingkungan kampung di kawasan urban yang memiliki nilai estetik, bangunannya modern, dan berkonsep ramah lingkungan.

 


Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *