INDOWORK.ID, JAKARTA: Produk pertama yang lahir dari pemanfaatan program KBNS adalah Datsun Sena. Mobil niaga ini mengusung mesin sedan Datsun 120Y berkapasitas 1,2 liter dan 4 silinder segaris.
Datsun Sena dipasarkan oleh PT Indokaya, sebagai agen pemegang merek Datsun di Indonesia. Pada masa jayanya, PT Indokaya yang memiliki perakitan di Jakarta dan Surabaya, mampu memproduksi Datsun Sena sebanyak 250 unit per bulan. Jumlah yang cukup sukses untuk ukuran pasar saat itu.
Namun, sebelum kehadiran Datsun Sena, di pasar terlebih dulu muncul Volkswagen (VW) Mitra. Nama Mitra ini memiliki makna “Mini Transportasi Rakyat”.
Kemunculan VW Mitra dimulai pada 18 Juni 1974 saat Menteri Perindustrian M Jusuf menyerahkan dua unit kendaraan kepada Presiden Soeharto. Satu unit bertipe pikap dan satu lagi berupa oplet (angkutan kota).
DIIMPOR DARI JERMAN
VW Mitra diproduksi di Jakarta oleh PT Garuda Mataram Motor (GMM) dengan mesin dan poros depan serta belakangnya diimpor dari Jerman (tepatnya Jerman Barat pada waktu itu).
Mobil ini menggunakan mesin berkapasitas 1.600 cc, 4 silinder dalam konfigurasi boxer (horizontal berlawanan), sedangkan kerangka diproduksi oleh PT Perindustrian Angkatan Darat (Pindad) di Bandung dan bodi dibuat oleh PT Wahana Bhakti Utama.
Selain model pikap dan opelet, PT Wahana Bhakti Utama bersama PT Sakura Steel juga memasarkan tipe lain VW Mitra, yakni minibus, mobil boks, dan delivery van.
Rencananya Minibus VW Mitra dipersiapkan sebagai kendaraan pengangkut orang untuk menggantikan oplet, karena memiliki kapasitas angkut besar, hingga 20 orang, termasuk barang, dengan dimensi menyamai VW Combi.
Kehadiran Datsun Sena dan VW Mitra di pasar mendorong pabrikan lain memproduksi mobil KBNS serupa. Pada 1977, mobil niaga sederhana model baru diluncurkan dengan merek Morina yang memiliki makna “mobil rakyat Indonesia” dengan menggunakan merek kendaraan Vauxhall.
Morina diperkenalkan oleh PT Garmak Motor, selaku agen pemegang merek General Motors (GM) di Indonesia, yang kemudian menunjuk PT Garuda Diesel sebagai distributor resmi Vauxhall Morina.
Morina diproduksi dalam dua model, yakni pikap dan minibus. Morina pikap mampu menampung tiga orang di depan dan kapasitas angkut 655 kilogram. Morina minibus memiliki kapasitas lebih besar, yakni 10-12 orang.
Mobil ini mengusung mesin Holden (General Motors Australia) berkapasitas 1.256 cc dan 4 silinder segaris, mesin yang juga digunakan oleh sedan Holden Torana 1300.
Dalam sebuah iklan di harian Kompas, dikatakan Morina mengonsumsi bahan bakar 1 liter untuk dapat menempuh jarak 13 kilometer. Harga jual saat itu Rp1,25 juta per unit.
Sayangnya, Datsun Senna, VW Mitra, dan Vauxhall Morina tidak berumur panjang di Indonesia, karena tidak mendapat dukungan paripurna dari para principal masing-masing.
Selain faktor kegagalan bisnis yang dialami VW Mitra, dan terpaksa menghentikan produksi pada 1979, sehubungan dengan pernyataan kepailitan PT Garuda Mataram Motor (GMM), volume produksi kendaraan niaga tersebut selama 4 tahun kurang dari 900 unit.
Hanya Toyota Kijang—yang lahir dari program KBNS pada 1977 itulah—yang mampu bertahan hingga hari ini, meski sudah berubah platform menjadi kendaraan penumpang kelas menengah-atas.
PLN Tambah Kapasitas Trafo di GI Bolangi