INDOWORK.ID, JAKARTA: Keputusan RDG Bank Indonesia, walau sudah diperkirakan, tetap saja keputusan luar biasa. 7DRR dipertahankan tetap pada 3,5%.
Rangkaian RDG paling akhir yang memutuskan mempertahankan tingkat bunga, diambil setelah FRB menaikkan suku bunga acuan dua kali. Disusul BOE, RBA, dan, kemarin, ECB
Hanya China – PBOC – yang sendirian menurunkan tingkat bunga acuannya. Dan Indonesia yang mempertahankan sejauh ini.
REAKSI POSITIF
Berita bagus buat ekonomi. Saya memperkirakan banyak sektor yang akan menunjukan reaksi positif di bursa efek. Properti, otomotif. Bahkan juga konsumen dan perbankan.
Namun rupiah langsung melemah. USD kemarin (Kamis, 21 Juli 2022), melompati pagar demarkasi, Rp15,000. Semoga berbagai indikator positif – neraca dagang, transaksi berjalan, kenaikan ekspor dan cadangan devisa – mampu mengawal stabilitas rupiah
Yang tak kalah penting kita harus all out menjaga inflasi. Pacu produksi, lancarkan distribusi, pertajam sasaran subsidi.
RUPIAH LEMAH IMPOR TURUN
Sementara itu praktisi pasar modal Dandossi Matram menilai bahwa saat ini sudah tepat tidak menaikkan suku bunga, walaupun rupiah melemah.”Saya sejak lama menganut aliran yang tidak terlaku suka dengan rupiah yang kuat,” katanya.
Menurut Dandoddi, lebih baik rupiah melemah sehingga impor jadi menurun.
Ia menjelaskan dari pada rupiah kuat, yang ada barang impor jadi murah di Indonesia dan kemudian menjadi pasarnya barang impor negara lain.
“Semoga rupiah melemah lagi ke Rp16.00.”
Dalam pandangan Dandossi kebijakan pemerintah China cukup cerdas. China malah menurunkan bunga untuk jadi alasan melemahkan yuan, sehingga ekspornya semakin menggebu karena sekarang terlihat lebih murah.
Sebenarnya langkah Erdogan yang paling kontroversial tapi itu cerdik sekali. Erdogan yang dimaksud Dandossi adalah Recep Tayyip Erdoğan, politikus Turki yang menjabat sebagai Presiden Turki sejak 2014. Sebelumnya, ia menjabat Perdana Menteri Turki sejak 14 Maret 2003 sampai 28 Agustus 2014. Ia juga seorang pimpinan Adalet ve Kalkınma Partisi.
“Dia pinter mengikuti strategi China.”
Intinya, ketika krisis, dia tutup pintu Turki dari impor tapi dia perkuat ekononominya dengan genjot ekspornya.
Makanya ketika lira jatuh, dia bukan menaikkan bunga untuk perkuat lira, tapi dia turunkan suku bunga supaya ekonomi tetap bergerak dan menghasilkan serta tidak membuat ekonomi mati suri.
BELAJAR DARI TURKI
Indonesia, seharusnya belajar dari strategi Turki ini dan juga China yang sekarang juga melemahkan yuannya supaya ekspor tetap kencang. Di sisi lain pasar China jadi berat buat jualan barang-barang impor.
Menurut Dandossi, ada yang salah dari persepsi Indonesia, bahwa rupiah yang kuat adalah hebat. “Pendapat seperti itu malah nggak cerdas.”
Karena saat krisis, seharusnya Indonesia menghemat devisa dengan cara mengurangi impor. Dengan rupiah yang kuat malah barang impor jadi lebih murah dan barang produk dalam negeri jadi terasa mahal dan kalah bersaing dengan barang impor.
Cara BI kemarin mempertahankan suku bunga sudah benar. “Jangan naikkan bunga.”
BI juga jangan terlalu mengutamakan menjaga inflasi yang memang tugas utamanya, dia harus prioritaskan juga kekuatan dan kelancaran ekonomi Indonesia. “BI tidak boleh egois,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa bangsa ini sering dikorbankan oleh BI hanya gara-gara fokus kepada inflasi yang rendah.
Turki bisa menjadi bahan pelajaran yang baik tentang strategi mereka mengambil manfaat di saat krisis.
“Saya sejak di pasar modal tidak setuju dengan kebijakan rupiah yang kuat dan sayangnya nggak ada orang lain yang sependapat,” keluhnya.
Namun, tambahnya, kondisi hari ini membuktikan itu adalah strategi cerdik melawan krisis dunia. “Nggak masalah rupiah lemah, yang penting devisa terjaga.”
Nggak masalah rupiah lemah, karena suku bunga tetap rendah, yang penting ekonomi jangan sampai hancur karena pengusaha pada bangkrut.
Supaya ekonomi jalan terus dan impor tetap bisa dilakukan, yang penting devisa terjaga melalui impor yang lebih sedikit dan ekspor yang jadinya naik karena rupiah lemah dan terasa barang Indonesia lebih murah dibandingkan negara lain.
Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Indowork.id.
Inilah Cerita Liputan Lokalisasi Kramat Tunggak Jadi Islamic Center