Bisnis Headline

Makro Ekonomi Indonesia Hebat Lho!

Share on:

INDOWORK.ID, JAKARTA: The Fed – FOMC – akan bersidang kembali minggu depan. FFR diperkirakan akan naik lagi 50 basis point. Yield 10 Y Treasury mengambang di sekitar angka 3%

Ekonom Hasan Zein Mahmud mengatakan bahwa inflasi Amerika Serikat boleh jadi mulai agak menjinak. Tapi masih jauh dari target. Sikap hawkish harus dipelihara dalam jangka waktu cukup panjang.

Di dalam negeri, inflasi Mei tercatat 3,55% YoY, sedikit naik dari 3,47% pada April. Masih reasonable. Controllable. Yang hebat, BI dalam RDG lalu tidak menaikkan tingkat bunga. Antisipasi yang sangat cerdas. Sekaligus keberanian luar biasa! Keputusan itu diambil di tengah gelombang kenaikan tingkat bunga global, terutama di negara negara maju. Otoritas moneter Australia, RBA, kemarin baru saja menaikkan tingkat bunga acuan. Tak tanggung tangung, 50 bais point! daro 0,35% ke 0,85%.

RUPIAH RELATIF STABIL

Di tengah penguatan USD dan naiknya yield obligasi, kita menyaksikan rupiah relatif stabil. Imbal hasil SUN malah menurun dan capital inflows masih positif. Di SUN dan di saham. Jelas mencerminkan optimisme pengelola dana asing terhadap prospek Indonesia.

Jangan lupa mencatat bahwa dana asing yang masuk melalui portfolio, memiliki tiga ciri: milik institusi yang berorientasi jangka panjang; berjumlah besar, dan tidak selesai dieksekusi dalam satu dua hari!

Indikator depan. Sektor ritel dan konsumsi menunjukkan peningkatan kinerja selama 1Q22. Kita comot beberapa. ACES mencatat laba stabil selama 1Q22 dibanding 1Q tahun lalu. AMRT mencatat kenaikan. RALS berubah dari negatif ke positif. Laba INDF naik 36% YOY. Laba bersih MAPI bahkan naik 1.500%

BELANJA REKREATIF

Hasan Zein Mahmud

Menurut Hasan Zein, semakin longgarnya mobilitas orang, telah meningkatkan pengeluaran belanja rumah tangga. Sekaligus menggeser dari konsumsi diskreasionari saat WFH, ke belanja yang lebih rekreatif.

Masihkah ragu terhadap peluang ekonomi Indonesia?

Semoga saja inflasi “parpol” tidak merusak dan mengorbankan ekonomi, menjelang tahun politik yang segera tiba, kata Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia pada 1992-1996 tersebut.


Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *