Headline Humaniora

PBB Setu Babakan Benteng Terakhir Budaya Betawi



single-image
Pintu Gerbang Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

INDOWORK.ID, JAKARTA: Memperingati kelahiran Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, para jawaranya menggelar hajatan mulai dari kesenian hingga silat pikir berupa diskusi yang menghadirkan politisi, pengusaha, dan budayawan.

Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan diperingati setiap tanggal 15 September. “Kite udeh ulang tahun nyang ke-21,” kata Ketua UPK PBB Setu Babakan Imron Yunus dengan logat Betawi yang kental.

Ketua Forum Pengkajian dan Pengembangan PBB Setu Babakan Abdul Syukur menjelaskan bahwa dalam milad kali ini tema yang diusung adalah PBB Setu Babakan Benteng Terakhir Budaya Betawi.

Menurut Beky Mardani, Ketua Komite Pengkajian, Pelatihan, dan Pendidikan Forum Jibang Setu Babakan, tema ulang tahun kali ini memang lebih tajam. Pemilihan kata “benteng terakhir budaya Betawi” mencerminkan bahwa selama 21 tahun ini perkembangan perkampungan ini belum berkembang secara signifikan.

“Itu butuh komitmen yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan, terutama pemerintah provinsi DKI Jakarta,” kata Ketua Lembaga Kebudayaan Betawi itu.

Menurut Beky, gelaran ulang tahun kali ini menyuguhkan diskusi yang menghadirkan pembicara anak-anak Betawi yang berkiprah di dunia internasional. “Mereka jebolan dari universitas di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat dan kini mengabdi untuk negeri,” kata ayah dua anak itu.

Menparekraf Sandiaga Uno memberikan plakat Anugerah Desa Wisata Indonesia

Pembicara tersebut adalah Anggota Komisi II DPR RI Mardani Ali Sera yang akan mencermati komitmen politik pemerintah dalam mengembangkan budaya, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Suryani Sidik Motik, dan N. Syamsuddin CH Haesy (Anggota Akademi Jakarta). Diskusi yang dilakukan secara hybrid (off line dan daring) ini akan dipandu oleh Lahyanto Nadie, Anggota Pokja Pendididan dan Pengembangan Profesi Dewan Pers.

Imron Yunus mengatakan bahwa kado terindah dalam ulang tahun kali ini adalah PBB Setu Babakan mendapatkan Anugerah Desa Wisata. “Kami masuk 50 besar. Suatu prestasi yang patut disyukuri,” kata ayah tiga anak itu.

Menurut Imron, mengikuti lomba desa wisata memiliki target yang tinggi sehingga harus menang. “Bagi orang Betawi, jangankan kalah. Seri aja ogah.”

 

Berita Lainnya