INDOWORK.ID, JAKARTA: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) selenggarakan Launching Konferensi Para Pihak (COP4) Konvensi Minamata Tentang Merkuri secara daring, pada Selasa (10/8/2021). Selain itu juga, KLHK meresmikan website resmi sebagai sarana informasi perilah Konferensi Para Pihak (COP4) Konvensi Minamata.
Konferensi para pihak ke-4 ini akan terselenggara di Indonesia. Penyelenggaraan ini nantinya akan terjadi secara dua tahap. Tahap pertama terselenggara pada 1-5 november 2021 secara daring, dan tahap 2 pada 21-25 maret 2022 di Nusa Dua, Bali.
Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah konferensi tersebut terjadi ketika Konvensi minamata di jenewa 25 november 2019. Indonesia bersaingan dengan Kolombia untuk menjadi tuan rumah konferensi ini. Namun berkat komitmen yang kuat, konferensi akan berlangsung di Indonesia
Pada acara Peluncuran Konferensi Para Pihak (COP4) Konvensi Minamata, hadir pula Dirjen Pengendalian sampah, limbah, dan bahan bahaya kimia, Rosa Vivian Ratnawati selaku Presiden COP4. Juga ada Dirjen Kerjamsa Multilateral, Kementerian Luar Negeri, Febrian A. Ruddyard dan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong.
STRATEGI INDONESIA TANGANI MERKURI
Pada acara peluncuran ini, Rosa Vivian Ratnawati selaku Presiden COP4 mengatakan bahwa perlu ada strategi dalam mengadapi permasalahan merkuri di Indonesia. Penanganan tersebut perlu kerja sama yang baik antarsektor.
“Untuk mengahadapi persoalan merkuri, diperlukan strategi, perlu langkah-langkah penanganan komperhensif dan terintegrasi dengan melibatkan stakeholder yang terlibat,” pungkasnya, dalam acara Launching Konferensi Para Pihak (COP4) Konvensi Minamata Tentang Merkuri secara daring, pada Selasa (10/8/2021).
Ia menambahkan bahwa agar strageti tersebut dapat berhasil dan berjalan dengan lancar, perlu adanya sinergi antara pemrintah pusat dan daerah. Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kota harus berintegrasi dalam melakukan penanganan mengenai permasalahan merkuri.
Covid-19: Masih Ada Cahaya di Ujung Terowongan