Bisnis Headline

Acset Lakukan Private Placement 15 Miliar Saham Untuk Tambah Permodalan



single-image

INDOWORK.ID, JAKARTA: Perusahaan konstruksi Grup Astra yang merupakan anak usaha PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Acset Indonusa Tbk (ACST) berencana untuk melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement sebanyak-banyaknya 15 miliar saham dengan nominal Rp 100/saham.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah saham yang akan diterbitkan dalam aksi korporasi tersebut setara jumlahnya dengan 70,01% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor perusahaan setelah penambahan modal tersebut dilakukan.

Pemegang saham perusahaan, yakni PT Karya Supra Perkasa (KSP) yang memiliki 64,84% saham telah berkomitmen untuk menyerap seluruh saham yang diterbitkan tersebut.

Dana hasil private placement ini akan digunakan untuk pembayaran utang sebesar Rp 939,7 miliar kepada induk usahanya, United Tractors. Sedangkan senilai Rp 560,21 miliar akan digunakan untuk modal kerja dan biaya operasional perusahaan.

Utang yang dimaksud adalah fasilitas pinjaman pemegang saham yang terdiri dari pinjaman berjangka dan pinjaman revolving dengan total fasilitas sebesar Rp 1,6 triliun dengan bunga JIBOR ditambah 3% per tahun.

Kemudian, ada 19 Agustus 2019 perusahaan mendapatkan tambahan fasilitas pinjaman menjadi Rp 4 triliun yang jatuh tempo pada 30 April 2023. Tingkat bunga pinjaman ini menjadi JIBOR ditambah 2,5% per tahun.

Sejak tanggal 1 Maret 2018 sampai pada tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk rencana aksi korporasi ini dilaksanakan, diperkirakan jumlah terutang yang belum dibayarkan senilai Rp 939,78 miliar.

Rencananya perusahaan akan meminta izin pemegang saham dalam RUPSLB yang akan dilaksanakan pada 18 Agustus 2021 mendatang.

Selain dari pemegang saham perusahaan juga memerlukan persetujuan dari PT Bank Mizuho Indonesia, PT Bank UOB Indonesia, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dan PT Bank BTPN Tbk (BTPN) sebagai kreditor perusahaan.

Berita Lainnya