Headline Humaniora Oase

Digital Universeum, Bangkitkan Museum di Masa Pandemi



single-image

INDOWORK.ID, JAKARTA: Internet bisa menjadi solusi terbaik bagi dunia permuseuman mengatasi keterpurukan akibat pandemi Covid 19. Teknologi digital tersebut menjadi harapan bagi pengelola museum untuk bisa bangkit dan tetap mampu menampilkan koleksi yang dimilikinya kepada khayalak luas.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Prof. Ari Kuncoro, SE, MA, Ph.D, Rektor Universitas Indonesia, dalam sambutannya pada acara Digital Universeum yang diselenggarakan secara virtual oleh Jejaring Museum Perguruan Tinggi Indonesia (JMPTI), pada 22-23 Mei 2021.

Menurut Ari Kuncoro, saat ini teknologi internet memang menjadi penopang utama aktivitas masyarakat hampir di segala bidang kehidupan. Berbagai aktivitas sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, bahkan aktivitas keagamaan, mengalami perubahan total.

Banyak aktivitas masyarakat  kini mengalami “penyesuaian-penyesuaian,” mencoba beradaptasi dengan kondisi dan situasi yang “abnormal” ini. Museum yang pada hakekatnya bersifat real touch sehingga pengunjung harus hadir secara langsung atau offline untuk mendapatkan pengetahuan yang terkandung dalam koleksi museum, kini seolah ‘dipaksa’ juga untuk beralih dalam jaringan virtual.

Dengan teknologi internet memungkinkan siapa pun dapat mengakses informasi tentang suatu artefak, memorabilia, dan berbagai jenis koleksi museum lainnya, di mana pun dan kapan pun. “Bahkan dengan internet koleksi museum dapat diakses dengan jangkauan yang lebih luas, melampaui batas antar daerah atau antar negara,” jelas Ari Kuncoro.

PTN HARUS PUNYA MUSEUM 

Ari juga menyatakan pentingnya perguruan tinggi memiliki museum. Ia mengaitkannya dengan program ‘merdeka belajar’ yang saat ini menjadi ruh pendidikan nasional. “Salah satu instrumen kemerdekaan belajar adalah museum,” tegasnya.

Hal tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim pada peringatan Hari Museum Nasional 2020. Nadiem menyampaikan bahwa museum merupakan rumah peradaban dan kebudayaan Indonesia, ruang ide dan kreativitas, tempat belajar berekspresi, dan merenung.

“Pernyataan ini menurut saya sangat tepat, oleh sebab spirit museum adalah ruang belajar lewat pengalaman. Museum menghadirkan masa lalu ke masa kini, sekaligus membawa masa kini ke masa lalu,” urai Ari.

Rektor UI ikut menyambut baik rencana yang diprakarsai oleh alumni UI lintas fakultas seperti Basuki Sudarsono Suratno, Ciwuk Musiana Yudhawasthi, Nanang Sugianto, Sukarno Ibrahim, Faturahman Arroisi, dan didukung oleh ILUNI UI dengan Ketua Umum Andre Rahadian untuk membangun MUSEUM UI.

“Saya berharap Museum UI nantinya tidak hanya menampilkan wajah kampus UI semata, dan hanya menampilkan citra institusi pendidikan secara formal, tetapi Museum UI saya harapkan juga akan menjadi organ penting dalam tubuh institusi pendidikan kita yang fungsinya menjaga spirit merdeka belajar tetap menyala,” papar Prof. Ari.

DIGITAL UNIVERSIUM DIGELAR 22-23 Mei 2021

Sementara itu, Digital Universeum merupakan kegiatan bersama museum-museum perguruan tinggi yang tergabung dalam Jejaring Museum Perguruan Tinggi Indonesia (JMPTI). Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendiskusikan peran serta kesiapan museum perguruan tinggi dalam menfasilitasi program Merdeka Belajar serta Kampus Merdeka, mengoptimalkan layanan meski kampus tutup serta beradaptasi dalam dunia digital dan era pembelajaran jarak jauh saat ini.

Selain diskusi dalam talkshow kegiatan akan dilengkapi dengan virtual tour museum-museum perguruan tinggi.

Hadir sebagai keynote speaker antara lain Presiden Universitas Museums and Collections International Council of Museum (UMAC ICOM) Prof. Marta C. Lourenco, Guru Besar UGM Prof. Wiendu Nuryanti, Ph.D, Direktur Pembelajaran Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, Pendiri Museum Soseilo Sudarman serta Dewan Pakar Lembaga Pengetahuan Indonesia Prof. Dr. Indroyomo Soesilo, Msi., serta Dirjenbudristek Hilmar Farid, Ph.D.

 

Berita Lainnya