Humaniora

Budayawan Betawi Dukung Anies Tutup Ziarah ke TPU, Ini kan Pandemi…



single-image

INDOWORK.ID, JAKARTA: Budayawan Betawi yang juga Pengurus Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) Yahya Andi Saputra menilai keputusan Pemprov DKI Jakarta menutup sementara aktivitas ziarah kubur, kudu dikaitkan dengan konteks dan situasi kondisi Jakarta saat ini.

Jakarta dan Indonesia, bahkan dunia sedang kalut menghadapi awar-awar atau wabah Covid-19. Wabah ini berkeliaran mengancam hidup manusia dan tak segan mencabut nyawa. Maka sudah sepantasnya Pemprov melindungi warganya agar tidak semakin banyak yang terjangkit Covid. Jadi, kata Yahya, masyarakat, khususnya masyarakat Betawi, sangat memahami hal ini.

Pernyataan tersebut disampaikan Yahya kepada Gerbang Jakarta, menyikapi kabar terjadinya kericuhan di TPU Tegal Alur, antara petugas dan peziarah.

ZIARAH SUDAH MENDARAHDAGING

Lebih jauh, Yahya menjelaskan tentang konsep ziarah itu sendiri. Orang Betawi mengucapkannya sebagai jarah atau jiarah memang tradisi yang sudah mendarah daging bagi masyarakat Betawi. Pasalnya, “Buat orang Betawi hidup itu nyambung, enggak putus. Emang kalo ente mati, ente bener-bener mati? Begitu kira-kira ungkapannya. Jadi, prinsip hidup adalah berkelanjutan,” urai Yahya.

Maka, kata Yahya, kunjung-mengunjungi sebagai sesama makhluk sudah sepantasnya dirawat. Ekspresi kunjungan itu disebut ziarah. Kubur adalah tempat atau pangkalan pertemuan itu.

Dia menambahkan bahwa menziarahi kubur leluhur dan sanak keluarga dalam pandangan Betawi sama dengan menghidupkan kenangan. Merawat ingatan bukan hanya kebaikan, akan tetapi yang lebih penting adalah sebagai introspeksi. “Hidup harus ikut aturan dan hukum, sehingga terpelihara hubungan dengan sesama dan dengan Sang Pencipta,” tegas lelaki yang tinggal di  Gandaria, Jakarta Selatan ini.http://gerbangjakarta.poskota.id

 

Berita Lainnya