INDOWORK.ID JAKARTA: Anindya Bakrie dinilai layak menduduki jabatan sebagai ketua umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, menggantikan Rosan P Roeslani yang akan diplot menjadi Duta Besar Indonesia di Amerika Serikat (AS).
Anindya yang saat ini menjabat wakil ketua umum Kadin Bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Pemberdayaan (OKP) Daerah memiliki rekam jejak baik lewat pengalaman panjangnya di Kadin maupun Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi).
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto menyatakan bahwa sampai saat ini memang belum ada anggota Kadin yang mendeklarasikan maju untuk menjadi ketua umum yang baru. Kepengurusan Kadin di bawah Rosan Roeslani sejak 2015 sebenarnya telah berakhir pada 2020. Anindya Bakrie, lanjut dia, dianggap layak menjadi penerus Rosan karena memang menjabat sebagai wakil ketua umum selama tiga periode.
“Anindya Bakrie juga sempat menjadi penggurus Hipmi dan rajin memantau perkembangan daerah, yang sesuai dengan jabatan yang diemban. Beliau juga belajar banyak dari ayahnya [Aburizal Bakrie] mengenai kepemimpinan Kadin,” ucap Yugi kepada Investor Daily, Minggu (28/2/2021).
Dia menjelaskan untuk menjadi ketua umum (ketum) Kadin, seseorang harus memiliki komitmen pemberdayaan daerah. Ini karena posisi Kadin kuat sampai kabupaten dan seluruh provinsi. Selain itu, ketum Kadin juga harus bisa menjaga akses ke pemerintah dan bertindak sebagai counter part pemerintah.
“Juga menjaga akses kepembiayaan dan modal, bersinergi, dan sebagai duta ke pengusaha-pengusaha asing,” ucap Yugi.
Dia menilai apa yang dilakukan Rosan selama menjabat sebagai ketum Kadin lima tahun sudah baik dan berhasil. Rosan dipandang memiliki komitmen membantu daerah dan mensinergikan para wakil ketua umum untuk mencapai target progam dan mengoptimalkannya.
“Dia juga mampu membenahi kantor Kadin yang lebih representatif. Ini biayanya tidak sedikit. Dedikasi Pak Rosan layak diancungi dua jempol,” ujar Yugi.
Dihubungi terpisah, Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Kadin Indonesia Benny Soetrisno mengatakan bahwa hingga saat ini Kadin belum menggelar Munas menjelang Rosan menjadi Dubes di AS. Selama menjadi ketua, Rosan dipandang sangat kooperatif terhadap program program pemerintah sebagai implementasi UU No 1 Tahun 1987 bahwa Kadin adalah mitra pemerintah.
“Rosan selalu memperhatikan suara dan aspirasi Kadinda dan Asosiasi,” ucap dia.
Benny menerangkan, penerus Rosan harus bisa mengawal pelaksanaan UU Cipta Kerja dengan semua peraturan turunannya. “Saya melihat Anindya adalah tokoh muda yang acceptable oleh Kadinda dan Asosiasi,” kata dia.
Sementara itu, Ketua Komite Tetap ICT Agribisnis Kadin Indonesia Andi Bachtiar Sirang mengungkapkan bahwa munculnya nama Anindya Bakrie dalam bursa calon ketumm Kadin sebetulnya merupakan sesuatu yang natural dan sudah menjadi tradisi di Kadin. Apalagi Anindya saat ini mengemban tugas sebagai wakil ketum Kadin Bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Pemberdayaan Daerah.
Menurut Andi Bachtiar, dari sekian banyak wakil ketum Kadin, jabatan wakil ketum bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Pemberdayaan Daerah memang kerap menjadi “orang kedua” di Kadin. Sebagai contoh, dalam Musyawarah Nasional (Munas), Suryo Bambang Sulisto terpilih sebagai ketum Kadin periode 2010-2015, di mana wakil ketua umum Kadin Bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Pemberdayaan Daerah adalah Anindya Bakrie.
“Anindya Bakrie merupakan wakil ketum Kadin Bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Pemberdayaan Daerah selama dua periode. Sehingga kalau belakangan ada yang menyebutnya sebagai calon kuat ketua umum Kadin, saya rasa itu sesuatu yang alamiah di dalam tradisi Kadin karena selama dua periode dia menjadi orang nomor dua di Kadin,” kata Andi Bachtiar.
Andi menambahkan, sebagai organisasi yang membawahi para pengusaha, sosok ketua umum Kadin memang harus dari kalangan pengusaha. Selain itu, pemimpin Kadin juga harus bisa bekerja sama dengan pemerintah.
“Sebab, organisasi Kadin dibentuk dalam rangka membantu pemerintah menjalankan pembangunan ekonomi, membantu mendorong pertumbuhan ekonomi, dan bagaimana meningkatkan investasi untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja,” kata Andi Bachtiar.
Sedangkan Ketua Kadin DKI Jakarta Diana Dewi berharap ketua umum Kadin Indonesia pengganti Rosan bisa lebih memberdayakan Kadin di tiap- tiap provinsi. Sebab setiap wilayah memiliki potensi yang berbeda-beda, sehingga kebutuhannya pun berlainan.
“Kalau ini bisa disatukan oleh ketua umum Kadin Indonesia yang baru, saya rasa kita bisa swasembada pangan, bisa memperbaiki kinerja neraca perdagangan, sehingga bisa memberdayakan semua potensi- potensi di daerah. Daerah yang produksinya minus bisa dapat produk dari daerah yang surplus. Ini kan pemetaannya di Kadin pusat ya. Pak Rosan sudah baik, dan harapannya ketua umum yang baru harus lebih baik dari Pak Rosan,” kata Diana Dewi.
Dia menerangkan, Anindya Bakrie sudah cukup expert di Kadin Indonesia, di posisi yang didudukinya. “Bidang ini biasanya berhubungan erat dengan provinsi, sehingga insyaAllah bisa menjadi calon ketua umum Kadin Indonesia yang diperhitungkan,” kata Diana Dewi.
Kadin DKI Jakarta sejauh ini memang tidak mengajukan nama calon ketum Kadin Indonesia. Dewi hanya berharap pemilihan ketua umum Kadin bisa bebas dari praktik politik uang, sehingga ketua terpilih benar-benar bisa membantu membawa perekonomian Indonesia menjadi lebih baik.
Sumber: https://investor.id/business/anindya-bakrie-calon-kuat-ketua-umum-kadin
Menteri Basuki Tinjau Pembangunan Bendungan Cibeet, Begini Hasilnya