INDOWORK.ID, JAKARTA: Aset Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) terus meningkat. Akhir tahun lalu tercatat aset Rp140,16 triliun.
Pencapaian itu meningkat 16,24% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp120,58 triliun.
Sebagian besar aset ini berupa investasi pada Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp133,39 triliun. Atau 95,17% dari total aset.
LPS membukukan surplus bersih Rp19,36 triliun, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp17,73 triliun. Pendapatan investasi meningkat sebesar 15,80% menjadi Rp8,84 triliun. Tumbuh sebesar Rp7,64 triliun dari tahun sebelumnya. Hal ini disertai efisiensi di sisi pengeluaran yang signifikan.
Pada 2020, LPS mencatat kenaikan jumlah simpanan masyarakat pada 109 bank umum sebesar 10,86% year on year (yoy). Jumlah rekening ini naik 16,12% yoy dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Simpanan yang dijamin LPS hingga Desember 2020 mencapai 350.023.911 rekening. Atau setara 99,91%. Sedangkan besaran nilai simpanan yang dijamin LPS adalah Rp2 miliar per nasabah per bank setara dengan 35,1 kali PDB per kapita nasional tahun 2020. Di atas rata-rata negara berpendapatan menengah ke atas sebesar 6,29 kali produk domestik bruto (PDB) per kapita.
Melalui UU Nomor 2 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi COVID-19, LPS sebagai anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), turut berupaya membantu pemulihan ekonomi nasional. Dengan mendorong likuiditas industri perbankan melalui kebijakan penurunan Tingkat Bunga Penjaminan (TBP).
MEMBERIKAN HASIL POSITIF
Capaian dan kondisi ini harus terus dijaga. Terlebih pada saat situasi pandemi justru masyarakat semakin percaya pada sistem perbankan. “Hal ini juga membuktikan bahwa langkah-langkah yang diambil Pemerintah dan otoritas sektor keuangan menjaga kepercayaan kepada sistem perbankan sudah memberikan hasil yang positif,” kata Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam rilisnya, Sabtu (1/5/2021).
Purbaya lahir di Bogor, 7 Juli 1964. Ia memperoleh gelar Sarjana dari jurusan Teknik Elektro di Institut Teknologi Bandung (ITB), dan memperoleh gelar Doktor dibidang Ilmu Ekonomi dari Purdue University, Indiana, Amerika Serikat.
Sebelum menjadi Ketua Dewan Komisioner LPS, ia menjabat sebagai Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Ia juga pernah menempati posisi strategis di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan; dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Bos Baba Rafi Luncurkan Buku “Cah Ndeso Menjadi CEO”