Bisnis Headline

Daya Saing Digital Makin Merata, DKI Jakarta Nomor Wahid



single-image

INDOWORK.ID, JAKARTA: East Ventures dan Katadata Insight Center meluncurkan East Ventures Digital
Competitiveness Index 2021 (EV-DCI 2021). Tahun ini, tahun kedua East Ventures memetakan dampak perkembangan ekonomi digital di seluruh penjuru Indonesia.

EV-DCI 2021 tidak hanya menyajikan data, tapi juga memaparkan perspektif dari berbagai tokoh. Seperti para pengambil kebijakan di pemerintah, regulator, pemimpin korporasi raksasa, hingga para founder startup.

Hasil studi EV-DCI 2021 menunjukkan, daya saing digital antarprovinsi di Indonesia makin merata. tampak dari kenaikan skor median indeks daya saya saing digital (EV-DCI) dari 27,9 pada 2020 menjadi 32,1 pada 2021.

Ada dua faktor utama mendorong perkembangan dan pemerataan daya saing digital di Indonesia di tengah pandemi.

Pertama, pembangunan infrastruktur yang makin merata. Infrastruktur merupakan pilar EV-DCI
dengan kenaikan skor tertinggi, yakni 7,5 poin menjadi 54,3 pada 2021. Sejumlah indikator yang menopang kenaikan skor ini adalah rasio desa yang mendapat sinyal 3G dan 4G, rasio rumah tangga yang memiliki sambungan telepon tetap, serta tingkat gangguan listrik.

Kedua, peningkatan pengeluaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang mengindikasikan penduduk Indonesia di seluruh provinsi makin banyak menggunakan layanan dan transaksi berbasis digital. Pilar pengeluaran TIK dalam indeks EV-DCI naik 6,3 poin.

Sejumlah indikator yang menopang kenaikan skor ini adalah peningkatan rasio rumah tangga yang memiliki
pengeluaran untuk TIK, pengeluaran rata-rata rumah tangga untuk TIK, serta balas jasa dan upah pekerja di sektor TIK.

Perkembangan signifikan pada kedua pilar EV-DCI tersebut melengkapi kekuatan daya saing Indonesia
dalam hal penggunaan TIK. Meskipun hanya naik 2,7 poin pada 2021, penggunaan TIK di Indonesia
adalah pilar EV-DCI dengan daya saing paling tinggi dan memiliki skor paling merata dibanding pilar lain.

AKSELERASI LAYANAN DIGITAL

Adanya pandemi sedikit mengerem pertumbuhan pesat ekonomi digital Indonesia. Namun, pandemi
juga membantu mengakselerasi adopsi layanan digital di Indonesia. “Seperti ketapel yang ditarik ke
belakang, ekonomi digital Indonesia bakal melesat menuju era keemasan setelah setelah pandemi
bisa teratasi,” kata Willson Cuaca, Co-Founder & Managing Partner East Ventures, Senin (15/3).

Di tengah pandemi, terjadi lompatan adopsi layanan digital di beberapa vertikal di industri teknologi.
Sekitar 2,5 juta merchant bergabung di platform marketplace Tokopedia sepanjang pandemi
dibandingkan 7 juta merchant yang bergabung selama 10 tahun sebelumnya.

Ruangguru kini digunakan oleh lebih dari 22 juta pelajar. Setelah terpukul pada awal pandemi, Traveloka bisa bangkit dengan cepat dengan berfokus
mempromosikan destinasi turis domestik untuk mendukung industri hotel dan pariwisata lokal.

Warung Pintar juga terus berekspansi untuk mendukung pemilik warung. Telah bermitra dengan
230.000 peritel di 65 kota. Platform logistik Waresix, yang kini mencakup 40.000 truk dan 375 gudang
di sekitar 200 kota di seluruh Indonesia. Membantu brand mendistribusikan produk dengan efisien.

Dari hasil pemetaan EV-DCI 2021, Provinsi DKI Jakarta memimpin daya saing digital dengan skor EV-DCI 77,6. Kemudian Jawa Barat dengan skor 57,1,
dan Jawa Timur dengan skor 48. Sementara itu, Papua berada di urutan terbawah dengan skor 22.

Bali dan Kepulauan Riau menjadi provinsi yang mencatatkan peningkatan skor secara signifikan.
Bahkan menembus dominasi provinsi-provinsi dari Jawa.

Bali berada di peringkat keempat dengan skor 47,7 (naik dari peringkat ketujuh dengan skor 40,6 pada tahun lalu). Sedangkan Kepulauan Riau naik ke peringkat ketujuh dengan peningkatan skor dari 35,9 menjadi 43 pada tahun ini. Pada kedua provinsi, semakin banyak penduduk yang bergantung pada internet dalam pekerjaan atau menjalankan usaha.

Peningkatan skor Bali tidak lepas dari faktor infrastruktur digital di provinsi tersebut yang memiliki skor terbaik kedua setelah DKI Jakarta (82,42). Tingginya skor Infrastruktur ini didukung sejumlah indikator penyusunnya. Seperti rasio desa yang sudah mendapatkan sinyal 3G dan 4G. (eko) http://fintechnesia.com

 

Berita Lainnya