INDOWORK.ID, JAKARTA – Barangkali, inilah satu-satunya buku yang bertema pasar modal, namun tak mengharuskan kita memiliki pengetahuan tentang istilah-istilah dalam pasar modal.
Buku Alangkah Lucunya Pasar Modal Indonesia, ditulis Hasan Zein Mahmud, memang bukan buku bergenre serius. Dari judulnya sudah bisa diterka. Meski Hasan Zein notabene orang pasar modal yang fasih dan menguasai istilah-istilah tersulit di bursa. Pria kelahiran Palembang 20 Oktober 1951 ini pernah menakhodai Bursa Efek Jakarta (BEJ). Di tangan Hazan Zein, BEJ mengalami perkembangan pesat, menerapkan sistem komputerisasi yang membuatnya setara dengan bursa-bursa lain di Asia. Sementara editor buku ini, Lahyanto Nadie adalah wartawan bisnis dan ekonomi senior yang menjadi saksi hidup perkembangan bursa, mulai masih sesepi kuburan hingga menjadi pasar yang sesungguhnya.
Tentu ada alasan tersendiri mengapa Hasan Zein dan Lahyanto Nadie memunculkan buku yang di sana-sini mengundang tawa, setidaknya senyum ini. Seperti kata Marzuki Usman, pakar pasar modal yang pernah menjadi Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi, keduanya sesungguhnya merupakan “duet maut” yang dapat dengan mudah menghasilkan buku serius tentang pasar modal. Tapi seberapa banyak sih masyarakat yang memahami terminologi bursa dewasa ini? Jika ada survei, jumlahnya mungkin kecil sekali. Masyarakat kita belum bursa minded, belum asuransi minded, dan sejenisnya. Jadi, munculnya buku lucu ini jadi blessing in disguise bagi banyak orang yang masih sering gagal paham soal pasar modal. Termasuk saya, yang bisa dihitung dengan jari masuk gedung bursa. Sambil bercanda bisa membayangkan seangker apa sih jalan pikirannya para pedansa di bursa.
Dan ternyata tidak angker sama sekali. Simak canda berjudul “Kolonel Sanders” ini:
Seorang trader saham dengan serius bertanya kepada saya: “Bapak sering sekali menyebut nama Kolonel Sanders, saat memberi ilustrasi tentang orang yang sukses di usia senja. Ada alasan khusus?” “Tentu,” jawab saya. “Kami punya persamaan. Sanders di usia 70 sukses menjual ayam goreng. Saya di usia 66 baru belajar segala sesuatu tentang saham goreng.”
Butuh beberapa detik bagi saya untuk tertawa, membayangkan seorang seperti Hasan Zein belajar cara menggoreng saham di usia matang. Meski saya paham, itu sekadar analogi atau bahkan berbau eufimisme. Canda Kolonel Sanders yang menyetarakan jualan ayam goreng dengan saham goreng sungguh cerdas. Kecerdasan memang dibutuhkan untuk memahami jokes demi jokes di buku ini. Seorang kawan bilang, jokes kelas menengah ngehe.
Canda “Crash dan Perceraian” ini menggelitik:
Dul Kepuk: “Crash di bursa saham ternyata lebih buruk dari perceraian, ya?”
Mat Gindo: “Mana mungkin bisa dibandingkan?”
DK: “Pada perceraian, kamu mungkin kehilangan sebagian harta, tapi kamu bebas. Crash di bursa saham, kamu kehilangan sebagian harta dan semakin diomeli istri. Crash menyebabkan banyak lelaki bunuh diri. Cerai memberikan kesempatan lelaki kawin lagi.”
Jadi jangan sampai Anda mengalami crash di bursa saham, begitu pesan Hasan Zein. Apalagi ada kemungkinan setelah crash, Anda juga dituntut cerai oleh istri. Alamak, betapa mengerikannya. Tapi jangan khawatir. Jika Anda manusia kelas menengah ngehe yang narsis, masih ada lowongan pekerjaan yang cocok buat Anda, selain di bursa saham, seperti canda “CV” berikut ini:
Dul Kepuk: “Lamaran kerja saya diterima, bu?”
Manajer HRD: “CV Anda penuh dengan pujian kepada diri sendiri, prestasi yang digelembungkan, dan pernyatan yang layak diragukan …. Tapi kami membutuhkan orang seperti Anda …. untuk menyusun laporan perusahaan.”
Nah, kan? Selalu ada solusi untuk tiap persoalan. Jika perjalanan waktu menunjukkan Anda tidak cukup bagus menjadi seorang broker saham, menjadi penulis buku laporan perusahaan bisa jadi pilihan. Dan jika Anda tak pandai menggoreng ayam seperti Kolonel Sanders, siapa tahu bakat Anda sebenarnya menggoreng saham. Terakhir, jika Anda suka nyinyiran, plesetan, dan humor-humor cerdas tentang dunia pasar modal, saya bisa bilang, buku ini cocok. Cocok sekali, bahkan. (icoel)
Syarat dan Ketentuan Vaksinasi Drive Thru di Tol Jagorawi