Humaniora

Perjuangan dan Doa Marullah Matali hingga ke Puncak Balai Kota



single-image

INDOWORK.ID, JAKARTA: Berjuang… berjuang
Berjuang sekuat tenaga
Tetapi jangan lupa
Perjuangan harus disertai doa

Syair lagi karya Rhoma Irama yang berjudul Perjuangan dan Doa itu begitu tepat menggambarkan karir Sekretaris Daerah DKI Jakarta Marullah Matali. Seusai dilantik oleh Gubernur Anies  Rasyid Baswedan kemarin (Senin, 18 Januari 2021) ia menerima tamu untuk kalangan terbatas di rumah dinasnya di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Hadir antara lain Ketua Lembaga Kebudayaan Betawi Beky Mardani, Ketua PCNU JS KH Abdulrozak Alwi, Rois syuriah PCNU Jakarta Selatan KH Lukman, KH Fikri Haikal Zainuddin MZ, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) DKI KH Makmun Alayubi, Ketua Permata HM Nuh, Anggota Bawaslu Jakarta Selatan Abdul Salam, dan beberapa pejabat serta kerabat dekat.

“Terima kasih para kyai dan sahabat semua. Saya yakin perjalanan karir hingga dilantik sebagai Sekretaris Daerah karena doa dari banyak pihak,” ujarnya.

Marullah begitu meyakini keampuhan doa. Seleksi menjadi Sekretaris Daerah sangat ketat. Para pengambil keputusan merupakan pejabat tertinggi di setiap lembaga atau kementerian hingga akhirnya ke meja Presiden Joko Widodo. Mulai dari Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Mensesneg Pramono Anung Wibowo, Mensekab Praktikno, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin hingga Presiden tak satu pun dikenalnya. Kecuali KH Ma’ruf Amin memang kenal sejak lama, namun Marullah tak berupaya untuk mengontaknya.

“Atas pertolongan Allah. Teman-teman yang kenal dengan mereka membantu untuk memberikan informasi kepada pejabat itu,” ujarnya.

Hadirin malam itu pun mendengarkan dengan seksama. Kekuatan doa menjadi keberhasilan karir anak Betawi kelahiran Pondok Labu, Jakarta Selatan.

Allah Ta’ala memerintahkan segenap hamba-Nya untuk memperbanyak doa dan permohonan kepada Allah Ta’ala. Sering berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla merupakan indikasi betapa ia hamba yang sangat butuh pertolongan dari-Nya. Orang yang selalu berdoa, dia hakikatnya memperbanyak ibadah kepada-Nya, dan juga seorang insan yang begitu mencintai Dzat Yang Maha Mengabulkan doa.

Orang beriman akan selalu butuh kepada Allah Ta’ala, ia merasa dirinya tak memiliki kekuatan tanpa bersandar serta bertawakal kepada Dzat Yang Maha Perkasa dan Bijaksana. Selayaknya, seorang mukmin tidak memiliki sifat sombong dengan meremehkan pentingnya sebuah doa.

Sebuah kenyataan memprihatinkan ketika banyak kaum muslimin terjebak dalam kesyirikan dengan berdoa kepada selain Allah Ta’ala. Bukankah Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menyatakan bahwa doa adalah ibadah.

Allah Ta’ala memerintahkan segenap hamba-Nya untuk memperbanyak doa dan permohonan kepada-Nya. Sering berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla merupakan indikasi betapa ia hamba yang sangat butuh pertolongan dari-Nya. Orang yang selalu berdoa, dia hakikatnya memperbanyak ibadah kepada-Nya, dan juga seorang insan yang begitu mencintai Dzat Yang Maha Mengabulkan doa.

Orang beriman akan selalu butuh kepada Allah Ta’ala, ia merasa dirinya tak memiliki kekuatan tanpa bersandar serta bertawakal kepada Dzat Yang Maha Perkasa dan Bijaksana. Selayaknya, seorang mukmin tidak memiliki sifat sombong dengan meremehkan pentingnya sebuah doa.

Kekuatan doa itulah yang mengantarkan Marullah. Ia menyatakan masih banyak pejabat senior di atasnya. Ia telah mengabdi selama seperempat abad di Provinsi DKI Jakarta, tapi masih banyak lebih lama lagi bahkan hingga 30 tahun. “Alhamdulillah semua ini amanah. Itulah sebabnya saya meminta untuk tidak berhenti berdoa,” pintanya lagi.

PERJUANGAN PANJANG

Sedikit bersolek Balai Agung di Balaikota Provinsi DKI Jakarta sejak pagi (18/1). Buat hajatan pelantikan Marullah Matali sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta di sore hari. Karena masih pandemi, undangan acara pelantikan itu sangat terbatas.

Namun tak mengurangi kekhidmatan saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melantik Marullah sebagai Sekda Provinsi DKI Jakarta di Balai Agung.

Marullah menggantikan Saefullah, yang meninggal dunia karena sakit pada medio September tahun lalu.

Gubernur Anies Baswedan mengatakan pemilihan Sekda DKI sudah diproses berdasarkan UU ASN Tahun 2014 dan Permenpan Tahun 2014, serta PP Nomor 11 Tahun 2014 tentang Manajemen PNS.

“Proses [pemilihan] itu sudah tuntas. Alhamdulillah, hari ini adalah babak baru, satu sisi menuntaskan proses seleksi, sisi lain memulai kerja besar bersama dengan Sekda baru,” kata Anies.

Marullah,55, dipilih sebagai Sekda karena meraih hasil tertinggi dari setiap tes yang digelar oleh Panitia Lelang Jabatan Sekda Provinsi DKI Jakarta sejak Oktober tahun lalu. Anak Betawi Pondok Labu ini menggantikan anak Betawi lainnya (almarhum Saefullah) sebagai Sekda Provinsi DKI Jakarta.

Entah kebetulan entah tidak atau qadarullah, terpilihnya Marullah sebagai Sekda sudah tergambar jauh sebelum diumumkan oleh pihak Istana pada pekan lalu.

Dikutip dari buku Bang Ipul: Simpul Betawi dari Gubernur ke Gubernur (Desember 2020: 201-202), Marullah –saat itu masih sebagai Walikota Jakarta Selatan, mengaku bertemu dengan Sekda Saefullah di kantornya pada Jumat, 4 September tahun lalu. Selepas salat maghrib.

ESTAFET DARI SAEFULLAH

Saefullah datang untuk meresmikan lapangan bulutangkis di kantor Walikota Jakarta Selatan lantai 11. Tak hanya meresmikan, tanpa sungkan beliau ikut bermain bulu tangkis bahkan sampai satu setengah set. Marullah hanya bermain setengah set menemaninya.

Masih basah badan oleh keringat, almarhum Saefullah tiba-tiba menghampiri dirinya. Rupanya beliau ingin menghadiahkan raket bulu tangkisnya.

“Beliau mengatakan raket ini adalah kesukaannya. Dia merasa berbahagia raket kesukaannya dihadiahkan kepada saya. Sampai kini saya simpan raket Almarhum baik-baik dan bersyukur mudah-mudahan ini bagian amal baik beliau kepada saya. Saya akan ingat terus apa yang Beliau berikan,” ujar Marullah.

Marullah ingat betul perkataan terakhir bersama Saefullah, sebelum meninggalkan kantor Walikota Jakarta Selatan saat itu:

“Ada dua hal yang tidak bisa saya tolak, pertama undangan pengajian dan kedua undangan olahraga.”
Mengutip beritajakarta.id, Marullah Matali lahir pada 27 November 1965. Menyelesaikan SD hingga SMA/MA di Jakarta. Dia melanjutkan pendidikan S-1 jurusan Agama Islam di University of Basra Saudi Arabia. Lalu melanjutkan S-2 Hukum Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sebelum menjadi Walikota Jakarta Selatan, dia mengawali karirnya sebagai staf Biro Bina Mental Spiritual DKI Jakarta. Setelah itu naik menjadi Kepala Seksi Bina Lembaga Mental Dinas Bintal dan Kesos DKI Jakarta.

Marullah sempat dimutasi menjadi Kepala Sub Dinas Bina Mental Spiritual Dinas Bintal dan Kesos DKI Jakarta. Namun, kemudian menjabat sebagai Kepala Sekretariat Dinas Sosial DKI Jakarta.

Selanjutnya diangkat sebagai Kepala Biro Pendidikan dan Mental DKI Jakarta, lalu Asisten Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Pariwisata.

Dia pernah juga menjabat sebagai Asisten Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Pengendalian Kependudukan. Marullah juga sempat mendapatkan dua penghargaan sebagai PNS. Yakni, penghargaan masa kerja 15 tahun dari Gubernur DKI Jakarta (2011) dan Penghargaan Satyalancana Karya Satya KL.1 dari Presiden RI (2012).

Kini karyanya ditunggu warga Jakarta. Perjuangannya belum selesai.

Rintangan… rintangan sudah pasti ada

Hadapilah semua dengan tabah serta kebesaran jiwa.

Ditulis oleh Lahyanto Nadie dan M. Syakur Usman (Forum Jurnalis Betawi). Foto oleh Beky Mardani

Berita Lainnya