INDOWORK.ID, JAKARTA: Budi Harto berada di puncak manajemen PT Hutama Karya (Persero). Di bawah komandonya sebagai direktur utama yang diharapkan HK dapat mempercepat misi utama yaitu pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera sepanjang 2.765 kilometer.
Proyek ini sekaligus merupakan PR utama yang harus diselesaikan. Hutama Karya tercatat telah membangun jaringan tol Trans Sumatera sepanjang 500 km. Dari jumlah tersebut, sepanjang 368 km sudah beroperasi penuh.
Budi Harto memperoleh gelar Sarjana (S1) Teknik Sipil dari Universitas Sebelas Maret pada tahun 1983, gelar Sarjana (S2) Manajemen dari Universitas Gadjah Mada tahun 1997, serta gelar Sarjana (S2) Psikologi Industri Universitas 17 Agustus 1945 pada tahun 2002.
Menjabat sebagai Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. SK-182/MBU/06/2020 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Hutama Karya pada tanggal 6 Juni 2020.
Sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (2016-2020), Wakil Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (2015-2016), dan Direktur Operasi I PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (2013-2015).
MENITI KARIR DI WIJAYA KARYA
Sejatinya, Budi bukanlah orang baru di bisnis konstruksi. Pria kelahiran Boyolali 11 September 1959 ini meniti karier dari bawah di PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), sejak tahun 1984 silam.
Perjalanan Budi di dunia konstruksi berawal dari bangku kuliah. Selepas SMA, Budi muda meneruskan studi ke Universitas Sebelas Maret (UNS) pada 1977. Dia menyelesaikan studi Teknik Sipil UNS dalam waktu enam tahun.
Sejak mulai meniti karier di WIKA pada 1984 hingga 1999, seperti dikutip uns.ac.id, Budi telah bertugas di berbagai proyek WIKA. Di rentang waktu tersebut, Budi melanjutkan kuliah di Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada pada 1995-1997.
Nah, setelah tahun 1999, kariernya mulai menanjak dan kokoh layaknya bangunan konstruksi. Pada 1999-2002, Budi menjabat sebagai Kepala Cabang Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB.
Selanjutnya pada 2002-2006, dia menjabat sebagai Manajer Divisi Sipil Umum. Pada 2006-2008, Budi berpidah tugas sebagai General Manajer Operasi. Adapun jabatan yang dia sandang sejak 2008 adalah Direktur Operasi WIKA. (sumber: kontan.co.id, website hutama karya)
Jembatan Gantung Ciberang Tumbuhkan Ekonomi Lebak Banten