INDOWORK.ID, JAKARTA: Masyarakat masih menahan belanja.Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat simpanan masyarakat pada 110 bank umum per November 2020 tumbuh tipis 0,15% month on month (mom) menjadi Rp 6.701 triliun. Naik dari Rp 6.691 triliun di bulan sebelumnya
Nasabah tajir termasuk yang menahan belanja. Tengok saja, sepanjang tahun 2020, dana kelolaan atau asset under management (AUM) nasabah wealth management di BNI hingga mencapai Rp 154 triliun per 24 Desember 2020. Tumbuh sebesar 12% dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies mengatakan, peningkatan terbesar terjadi pada AUM reksadana yang tumbuh 37%, diikuti AUM Obligasi naik 15%, dan DPK tumbuh 10%. Komposisi tersebut tidak terlepas dari dampak penyesuaian suku bunga.
“Penyesuaian suku bunga turut memberikan pilihan yang lebih beragam bagi Nasabah BNI Emerald dalam berinvestasi. Tren menunjukkan nasabah cenderung mendiversifikasi aset dengan membeli Obligasi Pemerintah dan Reksadana,” ujar Corina, Senin (4/1/2021).
Pada 2020 BNI aktif menawarkan obligasi pemerintah baik itu Obligasi Ritel yang bisa dibeli melalui aplikasi BNI Mobile Banking dan BNI Internet Banking, serta Surat Utang Negara (SUN). Tercatat sepanjang 2020 BNI berhasil memasarkan Rp 5,27 triliun Obligasi Ritel Pemerintah.
BNI EMERALD TUMBUH 17,5%
Di sisi lain, fee based income yang bersumber dari transaksi nasabah BNI Emerald mengalami pertumbuhan sebesar 17,5% dibanding pencapaian tahun 2019. Jumlah nasabah BNI Emerald mengalami peningkatan sebesar 12% year on year menjadi 92,097 nasabah per tanggal 24 Desember lalu,” ujar Corina.
Corina lahir Tahun 1968, Memperoleh gelar Sarjana (S1) Jurusan Fisika dari Universitas Indonesia. Sebelumnya menjabat sebagai Pemimpin Divisi Manajemen Produk Konsumer PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk (2018), Pemimpin Divisi Manajemen Data PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk (2019).
(eko) http://fintechnesia.com
Yahya Andi Saputra Konsisten Berjuang Dalam Ranah Kebetawian