INDOWORK, JAKARTA – Wartawan senior Lahyanto Nadie semakin produktif dengan menerbitkan banyak karya buku. Kali ini buku biografi berjudul Dedengkot Betawi Haji Nuri Thaher Saudagar Dermawan & Religius.
“Kalau dahulu saya menulis berita, sekarang buku sehingga nafas lebih panjang. Selain itu, perlu pendalaman,” tuturnya Selasa 22 September 2020.
Ia beralasan mahkota seorang wartawan adalah buku. Dalam 3 tahun terakhir, pria asli Betawi ini telah menulis lebih dari sepuluh buku. “Saya lebih banyak menulis buku korporasi.”
Buku yang baru saja diterbitkan ini berjudul Dedengkot Betawi: Haji Nuri Thaher, Saudagar Dermawan dan Religius. Buku itu berkisah tentang pengusaha yang mengabdikan diri untuk kemaslahatan sosial dan agama.
Penulisan buku tersebut bermula dari usulan Sekretaris Dewan Pengurus Majelis Adat Bambang Syukur yang menyarankan dirinya untuk bisa mengabadikan kisah Haji Nuri dan diluncurkan pada milad ke-79 (19 September 2020).
Lay, begitu ia akrab disapa, segera menjawab tantangan tersebut. Haji Nuri bukanlah orang baru baginya. Ia sudah mengenalnya seperempat abad yang lalu ketika menjadi pengurus Badan Musyawarah (Bamus) Masyarakat Betawi pada 1997. Ketika itu Bamus Betawi dipimpin oleh Abdul Syukur.
Intensitas komunikasi antara Lay dan Haji Nuri semakin meningkat ketika ia menjadi Wakil Sekjen Bamus Betawi 2002-2007. Saat itu Ketua umumnya adalah Fauzi Bowo, M.Eng.
Lay mengatakan mengapa buku ini layak dibaca. “Nilai-nilai Betawi yang terkandung dalam diri Haji Nuri layak diketahui publik sehingga masyarakat terinformasikan, terdidik, terhibur, dan terinspiriasi dengan perjalanan hidupnya,” begitu kata ayah dua anak ini.
Buku ini juga mengingatkan kepada publik akan kontribusi para tokoh Betawi dalam mengawal, merawat, dan membangun bumi Betawi. Hal ini memberikan kebahagiaan sesama warga Jakarta tampak nyata dalam perjalanan sejarah Jakarta.
Kebudayaan Betawi semakin menggema, tidak hanya melestarikannya, namun juga memajukannya. Teladan dan nilai-nilai budaya Betawi dalam buku ini menjadi jejak permanen dan menjadi hikmah bagi generasi berikutnya.
“Insya Allah buku menjadi bermanfaat untuk kita semua,” ungkap Lay sebagai curahan rasa syukur.
Sebelumnya, Lay juga menerbitkan buku Pengemudi Kehidupan, Media Massa dan Pasar Modal, Mencari Keadilan Subsidi Listrik, Grow Fast Grow Fair, Kisah Kasih di Sekolah, Nurhayadi Anak Betawi di Puncak Telkom Landmark Tower, dan Signature of The Nation.
Ke Mana Masyarakat Jakarta Berlibur Saat Isra Miraj dan Imlek?