INDOWORK.ID, JAKARTA: Di pintu King Fahd aku tercenung. Senja merambat renta. Rembulan berkalang melipat malam. Payung payung raksasa di halamanmu yang luas belum lagi menutup. Dingin angin mengiris kulit.
Nun di ujung sana, puncak Jabal Uhud memerah. Seakan darah para syuhada, baru kemarin tertumpah. Puncak Dar El Taqwa dan Taibah Suite yang megah, tunduk pada menaramu yang anggun.
Jejak keagunganmu terpatri jelas di sini wahai Rasul. Aku tunduk tadarru di keluasan samudera akhlakmu, di kanopis langit cintamu. Ketika alunan azan merambat di gunung gunung batu, marayapi relung relung hati, mengerjap di kerlip bintang sore, aku terpana pada pengikutmu yang menyemut menyungkur diri. Mendamba ridho Illahi.
Ketika keningku membentur lantai di depan Raudah.
Kristal dari mataku berhambur deras.
Rinduku lilin yang leleh.
Berahakkah aku melantunkan seuntai doa?
Cukupkah sayaratku tuk menjadi seorang pengikutmu?
Adakah ampunan bagi dosaku tak bertepi?
Jokowi Larang Mudik Saat Lebaran, Inilah Liburan yang Layak Dicoba