Headline Humaniora

Cerita Eddie M. Nalapraya: Prancis vs Belanda, Didamaikan oleh Betawi



single-image
Eddie M. Nalapraya bersama Pembina dan Pengurus Forum Jurnalis Betawi

JAKARTA, INDOWORK: “Prancis dan Belanda bersitegang, anak Betawi yang mendamaikan,” kata Eddie Mardjoeki Nalapraya, Presiden Pencaksilat Internasional.

Kok bisa? Eddie lalu bercerita asal muasal cerita tersebut. Suatu ketika, katanya, dalam suatu konferensi di Eropa, ia bertemu dengan delegasi dari Prancis, Belanda, Jerman dan beberapa negara lainnya.

Singkat cerita, ada perselisihan antara delegasi Prancis dan Belanda dan mereka tak mau menggunakan bahasa Inggris. Masing-masing bersikukuh dengan bahasa negaranya.

Akhirnya Eddi yang pandai berbahasa Prancis dan Belanda menjadi penengah. “Kalian sama-sama dari Eropa tapi tak mengerti bahasa masing-masing negara. Saya yang dari Betawi yang mendamaikan,” kata Eddie menceritakan pengalamannya sambil terbahak.

Kisah itu disampaikan tokoh betawi yang dikenal sebagai ‘jenderal tanpa angkatan’ dalam silaturahmi Forum Jurnalis Betawi di Pendopo Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Sabtu, 22 Juni 2020.

 

KARAKTER BUDAYA INDONESIA

Eddie dengan semangat bercerita tentang pencak silat. “Pencaksilat merupakat karakter budaya bangsa Indonesia yang turun temurun.”

Di dalam pencak silat ada aspek security dan prosperity yang saling berhubungan. Aspek security terdiri dari mental spiritual dan beladiri. Sedangkan aspek prosperity perpaduan seni dan olahraga.

Ngobrol dengan Pak Eddie, begitu panggilan akrabnya, sagat mengasyikkan. Mulai dari soal ekonomi, budaya, politik hingga olahraga diceritakan dengan lancar diselingi humor Betawi yang kocak.

Mayjen TNI Eddie Marzuki Nalapraya adalah Wakil Gubernur DKI Jakarta yang menjabat periode 1984-1987 mendampingi Gubernur DKI Jakarta R. Soeprapto. Eddie pernah menjadi Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia dan Organisasi Radio Antar Penduduk Indonesia.

Ia dilahirkan di Marunda, Jakarta Utara, pada 6 Juni 1931.Ia menjadi Presiden Persilat sejak 1980 hingga 2010, kemudian digantikan oleh Prabowo Subianto.  Pada usia 89 tahun, Pak Eddie tampak masih gesit dan lincah. Ia masih gagah dan mampu menunjukkan gerakan silat yang cepat.

Berita Lainnya