JAKARTA, INDOWORK: PT Hutama Karya yang awalnya Hollandsche Beton Maatschappij tidak bisa lepas dari sosok pendirinya. Seorang insinyur Belanda, namanya Alphons Constant Charles Godefridus (ACCG) van Hemert.
Hemert lahir pada 30 Januari 1857 di Hertogenbosch, Den Bosch. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah, pada 1874 van Hemert terdaftar di sekolah politeknik jurusan civil engineering di Delft, Belanda. Diploma teknik sipil dari politeknik diraihnya pada 1878.
Setelah lulus, van Hemert mengikuti ikatan dinas di pemerintahan Kerajaaan Belada yakni di departemen manajemen air. Tanggung jawabnya di bidang pengukuran daya dan drainase. Pada akhir 1878 insinyur muda ini dilibatkan dalam proyek pembangunan kanal Nieuwe Waterweg di Belanda.
Melihat bakat dan keahlian yang menonjol di bidang geometri deskriptif, aljabar, pengukuran diagonal bundaran, dan geometri analometrik, pada 1880 van Hemert kemudian diangkat sebagai guru di Akademi Militer Kerajaan Belanda di Breda. Beberapa tahun kemudian, tugas mengajarnya lebih berfokus pada mekanika terapan, hidrolika, dan geodesi untuk para perwira Kerajaan Belanda berpangkat Letnan Dua.
JADI GURU
Selama menjalani tugas sebagai guru antara 1884 dan 1900, van Hemert mendapat banyak pujian. Bukan hanya karena kecerdasan dan keahliannya, tetapi juga kepribadian dan komitmennya yang besar dalam bidang sains terapan. Sebagai seorang guru, ia aktif menulis dan menerbitkan buku teks berbahasa Belanda yang mendapat apresiasi dan pujian secara luas. Sebelumnya, boleh dibilang, tidak pernah ada buku sejenis, baik di Belanda maupun di seluruh dunia.
Ketika belum genap 45 tahun, van Hemert memulai kegiatan bisnis secara mandiri atau berwiraswasta dengan menjadi pengelola venisote di Marijans, sebuah pabrik pengecoran besi yang didirikan oleh mertuanya. Pada tahun yang sama, 1900, ia juga bergabung dengan Zuid-Hollandsche Electrische Spoorweg-Maatschappij (ZHESM), perusahaan penyedia layanan kereta listrik Belanda pertama antara Rotterdam dan Den Haag-Scheveningen. Waktu itu van Hemert diposisikan sebagai direktur dengan hak khusus; tidak memiliki saham pendiri tetapi memiliki hak untuk menerima dividen.
Van Hemert kemudian mendirikan Hollandsche Maatschappij, perusahaan pembuatan beton bertulang yang bermarkas di Groot Hertoginnelaan, Den Haag, pada 1902. Setelah beberapa kali berganti nama, pada 1928 perusahaan ini berubah menjadi Hollandsche Beton Maatschappij (HBM) yang mengerjakan beberapa proyek prestisius di Belanda.
Meski bertambah sibuk dengan urusan bisnis, van Hemert tetap menulis sejumlah artikel ilmiah sebagai landasan teoritis dan pedoman praktis bagi proses konstruksi beton bertulang. Otoritasnya di bidang konstruksi beton bertulang semakin dikukuhkan pada 1912, ketika insinyur ini diterima sebagai anggota Canonical Academy of Sciences. Pada 1923, ia mundur dari keanggotaan akademi tersebut karena tidak memiliki cukup waktu. Karena sederet aktivitasnya di sektor konstruksi itu pada 1917 van Hemert memperoleh gelar doktor kehormatan dari Universitas Teknologi Delft.
KE AMERIKA SELATAN
Setelah membukukan keberhasilan di Negeri Belanda, van Hemert mendirikan cabang perusahaanya Valparaiso di Chile Amerika Selatan pada 1904. Ia juga menbangun cabang di Hindia Belanda. Pada 1911, perusahaan cabang milik van Hemert ikut dalam konsorsium pembangunan pelabuhan di Surabaya. Selain perusahaan beton, ia mendirikan perusahaan pengerukan.
Untuk memastikan teori konstruksinya diterapkan secara benar, van Hemert menyempatkan diri melakukan inspeksi ke perusahaan cabang. Tercatat, van Hemert pernah satu kali mengunjungi Chile dan tiga kali ke Hindia Belanda. Untuk memperkuat daya saing perusahaannya, van Hemert melakukan langkah ‘ekstrem’ dengan membajak pegawai dari berbagai perusahaan, termasuk Koninklijke Nederlandsche Hoogovens dan Staalthbrieken yang adalah pesaing sekaligus pemasok HBM.
Pada 1924, van Hemert dinobatkan sebagai Ksatria pada Lions Club Belanda. Meskipun demikian, van Hemert tetap aktif mengelola perusahaan sebagai direktur pengawas sampai hari kematiannya pada 24 Oktober 1926.
Ketua Forum Jibang PBB Abdul Syukur Wafat, Wariskan Pemikiran untuk Betawi