JAKARTA: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat penyaluran kredit dari perbankan untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM) di NTT mencapai Rp11,62 triliun, per Mei 2020.
Kepala OJK NTT, Robert Sianipar mengatakan penyaluran kredit untuk UMKM ini menunjukkan peningkatan yang cukup positif atau naik dari sebelumnya yang tercatat pada Mei 2019 sebesar Rp10,47 triliun dan Desember 2019 sebesar Rp11,48 triliun.
“Nilai kredit yang disalurkan untuk UMKM sebesar Rp11,62 triliun ini kurang lebih 35 persen dari total kredit yang disalurkan perbankan di NTT sebesar Rp33 triliun,” kata Robert Sianipar, saat menjadi narasumber dalam web seminar (webinar) di Kupang, Kamis (9/7).
Rober Sianipar menjelaskan, jika dibandingkan dengan non-UMKM, maka kredit untuk UMKM juga naik lebih besar yakni 1,26 persen sedangkan non-UMKM naik 0,04 persen, katanya menjelaskan.
Robert Sianipar menambahkan, tren penyaluran kredit untuk semua sektor di NTT dalam beberapa bulan terakhir memang sedikit menurun akibat kondisi ekonomi yang terdampak pandemi COVID-19.
Namun jika dibandingkan penyaluran kredit dari perbankan untuk UMKM maka yang menunjukkan trend peningkatan yakni dari Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) seperti pada Maret 0,372 persen menjadi 0,373 persen pada April, sedangkan Bank Umum menurun dari 11,74 persen menjadi 11,61 persen.
“Penyaluran kredit dari Bank BPR ini menunjukkan peningkatan karena segmentasinya lebih banyak di UMKM sesuai karakteristik usaha,” katanya.
Robert Sianipar mengatakan masih optimis terhadap perkembangan UMKM di NTT karena kredit untuk sektor ini masih mengalami pertumbuhan.
Lebih lanjut ia menambahkan, Peraturan OJK Nomor 11 Tahun 2020 yang dikeluarkan juga cukup efektif dalam mengendalikan pertumbuhan non performing loan (NPL) di sektor UMKM.
Ia menjelaskan, sebelum peraturan ini diberlakukan nilai NPL UMKM di NTT yang tercatat pada Februari 2020 sebesar 3,87 persen, namun pada Mei 2020 sudah menurun menjadi 3,28 persen.
“Ini mencerminkan kebijakan relaksasi yang dilakukan cukup membantu NPL di tengah situasi pandemi COVID-19 ini tidak mengalami peningkatan yang cukup besar,” katanya.
TERDAMPAK COVID-19
Sebelumnya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Timur (NTT) I Nyoman Ariawan Atmaja mengemukakan sebanyak 4.157 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di provinsi setempat telah terdampak pandemi virus corona jenis baru (COVID-19).
“Dari hasil koordinasi kami dengan Dinas Koperasi Tenaga Kerja dan Transmigrasi provinsi, ribuan UMKM yang terdampak pandemi COVID0-19 ini mengalami penurunan pendapatan hingga 75 persen,” katanya
Data sejumlah 4.157 UMKM yang terdampak ini akan terus diperbaharui karena bisa saja meningkat seiring dengan masih berlangsungnya pandemi COVID-19, katanya.
Ariawan mengakui, pandemi COVID-19 ini mengakibatkan dampak luar biasa terhadap UMKM sehingga hal ini menjadi fokus perhatian pemerintah baik di tingkat pusat hingga daerah.
Ia menjelaskan, pemerintah pusat sudah mengalokasikan subsidi bunga selama enam bulan untuk kredit usaha rakyat (KUR) mencapai Rp6,1 triliun.***
Hutama Karya Buka Lowongan Kerja, Ini Syaratnya