Bisnis INFRASTRUKTUR Jalan

SEJARAH JASA MARGA: Jalan Tol Pertama di Indonesia (2)



single-image
Gerbang tol utama Jagorawi pada era awal

Pemerintah tidak tinggal diam. Harus ada solusi untuk persoalan ini. Maka pencarian pinjaman dana dari luar negeri yang berjangka panjang dan lunak menjadi salah satu alternatif. Oleh karena itu, berbagai pendekatan kepada calon negara yang ingin berinvestasi pun dilakukan. Sebagai perwakilan dari Kaiser Cement, Nick P. Petroff membantu pemerintah Indonesia melobi pemerintah Amerika Serikat untuk mendapatkan pinjaman tersebut.

Akhirnya, pinjaman diberikan melalui United States Agency for International Development (USAID) sebesar US$ 26.800.000 dengan tenggang waktu 10 tahun dan masa pengembalian 30 tahun serta bunga yang relatif rendah, yaitu 3%. Dengan dana yang bersumber dari APBN serta pinjaman USAID ini, pembangunan jalan bebas hambatan tersebut sudah bisa dimulai.

Pada 1973 diselenggarakan Pelelangan Internasional (International Competitive Bidding) yang dilakukan dengan proses Pra Kualifikasi Kontraktor dan Konsultan Supervisi. Hyundai Construction Co. dari Korea Selatan dipercaya sebagai kontraktor yang membangun jalan arteri Jagorawi, sedangkan Ammann-Whitney & Trans-Asia Engineering Associates Inc dari Amerika Serikat dipilih sebagai Konsultan Supervisi.

Pada 1974, pelaksanaan pembangunan jalan tersebut dimulai. Pembangunan jalan tersebut telah dapat diselesaikan sampai dengan Citeureup, Cibinong, sepanjang 27 km tahun 1978. Sebelum jalan baru tersebut dibuka, timbul ide bagaimana kalau jalan tersebut dioperasikan dengan sistem tol. Ide ini datang dari pemerintah, yaitu Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (Dr. Ir. Poernomosidi Hadjisarosa, Dirjen Bina Marga).

Pelaksaanan pekerjaan Konstruksi dan Supervisi Pekerjaan dilaksanakan dari Tahun 1974-1978. Selama pelaksanaan pembangunan Proyek Jagorawi, Ditjen Bina Marga mempunyai gagasan untuk menerapkan sistem jalan tol di Indonesia, untuk maksud tersebut Ditjen Bina Marga mengadakan pendekatan kepada Konsultan Arge Becker-Intertraffic dari Jerman Barat yang sedang melakukan Jakarta Metropolitan Area Transportation Study (JMATS).

Seperti diketahui JMATS diselenggarakan dalam rangka Technical Coorporations Agreement antara Pemerintah The Federal Republic of Germany dan Pemerintah Republik Indonesia. Dengan dasar hasil JMATS dan hasil study kelayakan lainnya ialah Trans Java Highway dan Jakarta Merak Highway Konsultan Arge Intertraffic-Lenzconsult ditugaskan untuk meneliti aspek teknis, ekonomi, dan kelayakan pembiayaan Konstruksi, Pemeliharaan dan Pengoperasian.

(Bersambung…)

  BERITA TERKAIT

Berita Lainnya