Indowork.id, JAKARTA – PT. Waskita Beton Precast, Tbk. menjaga kualitas produk mulai dari bahan baku material alam, proses produksi, distribusi, sampai kepada instalasi di lapangan. Semua proses itu merupakan satu kesatuan proses produksi yang harus melewati quality control ketat. Tugas bagian produksi adalah memastikan semua sesuai dengan standar kualitas.
Direktur Produksi Waskita Precast Yudhi Dharmawan mengatakan setiap tahapan harus melalui uji coba di laboratorium misalnya kadar lumpurnya dan gradasi batu split-nya dicek. Waskita Precast memiliki laboratorium yang berfungsi sebagai penelitian, pengecekan, dan pengetesan bahan baku dan produk beton.
Yudhi melanjutkan bahan baku material alam diperiksan dengan ketat. Jika barang sampai tidak sesuai dengan spesifikasi akan dikembalikan, dan biaya ditanggung oleh pengirim. Hal itu kerap kali terjadi. “Ada beberapa yang memang coba bermain-main, tapi itu hanya sebagian kecil,” jelas Yudhi. Dia melanjutkan bahwa proses pemilihan vendor haruslah ekstra ketat. Sebelum menjadi vendor harus disurvei terlebih dahulu.
Proses produksi dimulai ketika direktorat produksi menerima perintah melaksanakan order (PMO) dari direktorat pemasaran. Di dalam PMO itu sudah tertulis jenis produk yang diminta, volume, dan schedule-nya. Kemudian direktorat produksi yang membawahi product planning inventory control (PPIC), ready mix, beton pracetak (precast), quarry dan peralatan, dan engineering.
Kemudian dari sana dibuat perencanaan, jika yang diminta adalah beton pracetak, plant mana yang bisa diberdayakan, tentunya dengan mempertimbangkan biaya yang paling efisien. Setelah sapai di plant, pihak yang bersangkutan akan mengecek kesiapan produksinya, apakah bahan baku dan sumber daya memadai, bila ternayat kurang, plant akan minta ke bagian supply chain untuk menyediakan bahan baku yang dibutuhkan. Akan dicarikan vendor yang paling bagus secara harga dan kualitas.
“Produksi juga harus mengupayakan bahwa barang ketika dikirim tidak boleh ada yang rusak, begitu sampai ke lokasi juga jangan sampai ada yang reject,” tutur Yudhi. Dapat dibayangkan kerugian yang ditanggung bila produk jadi tersebut sampai rusak.
Yudhi melanjutkan hal lain yang juga penting diperhatikan dalam proses produksi adalah mencari cara agar efisien. Misalnya meminimalisir bahan baku yang terbuat, saat mengeruk pasir dan batu split jangan sampai ada yang tercecer. Dia menambahkan bahwa efisiensi juga bisa diartikan mengoptimalkan produksi misalnya berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam merangkai besi, mengecor, dan mengeringkan. Bila perlu diperpendek waktunya akan banyak produk yang dihasilkan.
Penulis : Hamzah Ichwal Ali
Anies Baswedan Angkat Tom Lembong jadi Komisaris Utama Ancol