Indowork.id, JAKARTA – Aspek keuangan merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, karena sebagai ujung tombak yang berkaitan dengan pendanaan. Untuk itu, seorang direktur keuangan selalu dihadapkan dengan tugas kunci yaitu mengelola cash flow yang berkaitan dengan operasional, investasi, dan finansial agar tetap positif. Sehingga tidak membebani perusahaan saat membutuhkan dana.
Direktur keuangan PT Waskita Beton Precast, Tbk. Anton Y. Nugroho punya cara ampuh untuk mengatasi persoalan tersebut. “Seringkali yang menjadi kendala adalah cash flow operasional, ketika perusahaan membutuhkan uang untuk keperuan operasi, bagaimana pun caranya perusahaan harus berupaya agar operasional lancar,” tutur Anton aat diwawancarai untuk penulisan buku.
Anton mengatakan sebagai perusahaan penyedia beton pracetak Waskita Precast harus memperhatikan piutang usaha, yakni bagaimana setelah barang dikirim kemudian terbit berita acara penerimaan material. Maka dalam tempo yang relatif singkat perusahaan harus segera menerbitkan invoice agar bisa ditagih.
Bukan hanya itu, Anton juga mempercepat usia piutang sampai dengan pencairan dana. Jika dahulu usianya bisa mencapai rata-rata 150 hari, maka saat ini diperpendek menjadi 90 hari. “Tiga bulan itu sudah yang paling cepat, karena pertimbangan usia beton yang mencapai 28 hari, sehingga biasanya owner proyek melihat dulu kualitas betonnya,” ungkap Anton.
Untuk pembayaran kepada supplier, Waskita Precast menggunakan fasilitas perbankan bernama supply chain financing (SCF). Jika dahulu perusahaan selalu membayar cash di awal, maka saat ini cash flow bisa lebih ringan karena meski kepada supplier pebayaran cair saat ini, Waskita Precast mendapat keringanan untuk membayar enam bulan berikutnya. SCF merupakan layanan bank untuk pembiayaan modal kerja kepada mata rantai bisnis untuk penyediaan pasokan barang/jasa dari pihak supplier (principal/distributor) kepada pihak buyer (customer/outlet).
“Untungnya sekarang semua proses keuangan sudah menggunaka sistem yang teritegrasi melalui Enterprise Resource Planning (ERP) sehingga prosesnya bisa cepat,” tambah Anton. Sistem ERP memungkinkan seluruh kegiata perusahaan, termasuk keuangan, berjalan secara live. Dari bidang keuangan, kemudian ditingkatkan lagi untuk bidang pemasaran dan produksi dan sampai sekarang lebih luas lagi untuk pengembangan bisnis dan investasi.
Selain itu, Anton juga menceritakan soal investasi. Waskita Precast awalnya didirikan oleh PT Waskita Karya, Tbk. sebagai anak usaha dengan modal Rp300 miliar, setelah IPO kini perkembangan nilai investasinya sudah mencapai Rp5 triliun. Investasi tersebut menghasilkan sumber daya produksi berupa 11 plant, 78 batching plant, 600 armada truck mixer. Dengan dukungan faktor produksi itu, perusahaan akan semakin efisien.
Penulis : Hamzah Ichwal Ali
Bukan Kartini, Djiong dan Mirah Perempuan Pejuang dari Betawi